Presiden Finlandia Klaim Negaranya Dapat Gabung NATO Tanpa Referendum
loading...
A
A
A
HELSINKI - Presiden Finlandia Sauli Niinisto mengklaim dukungan luas untuk keanggotaan NATO yang diungkapkan dalam survei terbaru dapat membuka jalan bergabung blok itu tanpa referendum.
Finlandia berbatasan langsung dengan Rusia. Sikap Finlandia terhadap keanggotaan NATO berubah setelah serangan Moskow ke Ukraina.
“NATO perlu tahu bahwa ada dukungan rakyat. Kami sudah memiliki itu, dalam pandangan saya,” ungkap Sauli Niinisto kepada Yle, pada Rabu.
Dia menambahkan, mengingat jajak pendapat yang menguntungkan, negara itu tidak memerlukan referendum untuk bergabung dengan blok tersebut jika menerima dukungan mayoritas di parlemen.
Dukungan untuk keanggotaan NATO mencapai rekor tertinggi 62% di Finlandia bulan ini, menurut jajak pendapat oleh Yle.
Survei yang dilakukan Helsingin Sanomat dan dirilis pekan ini menunjukkan 61% warga Finlandia ingin negara mereka bergabung dengan blok tersebut.
Ini menunjukkan pembalikan total opini publik setelah Moskow mengirim pasukannya ke Ukraina.
Menurut Yle, jajak pendapat sebelumnya menunjukkan Finlandia menentang keanggotaan NATO.
Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan pada Sabtu bahwa tindakan Moskow telah memaksa Helsinki memeriksa kembali kebijakan keamanannya, dan keputusan tentang NATO harus dibuat musim semi ini.
“Rusia bukanlah tetangga yang kami kira,” ujar dia.
Rusia dan Finlandia tersebut berbagi perbatasan darat sepanjang 1.340 kilometer.
Moskow menyerang Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev menerapkan persyaratan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan Rusia pada republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk mengatur status wilayah di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan NATO.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Lihat Juga: Tak Berdaya Melawan Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia, Ukraina dan NATO Akan Rapat Darurat
Finlandia berbatasan langsung dengan Rusia. Sikap Finlandia terhadap keanggotaan NATO berubah setelah serangan Moskow ke Ukraina.
“NATO perlu tahu bahwa ada dukungan rakyat. Kami sudah memiliki itu, dalam pandangan saya,” ungkap Sauli Niinisto kepada Yle, pada Rabu.
Dia menambahkan, mengingat jajak pendapat yang menguntungkan, negara itu tidak memerlukan referendum untuk bergabung dengan blok tersebut jika menerima dukungan mayoritas di parlemen.
Dukungan untuk keanggotaan NATO mencapai rekor tertinggi 62% di Finlandia bulan ini, menurut jajak pendapat oleh Yle.
Survei yang dilakukan Helsingin Sanomat dan dirilis pekan ini menunjukkan 61% warga Finlandia ingin negara mereka bergabung dengan blok tersebut.
Ini menunjukkan pembalikan total opini publik setelah Moskow mengirim pasukannya ke Ukraina.
Menurut Yle, jajak pendapat sebelumnya menunjukkan Finlandia menentang keanggotaan NATO.
Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan pada Sabtu bahwa tindakan Moskow telah memaksa Helsinki memeriksa kembali kebijakan keamanannya, dan keputusan tentang NATO harus dibuat musim semi ini.
“Rusia bukanlah tetangga yang kami kira,” ujar dia.
Rusia dan Finlandia tersebut berbagi perbatasan darat sepanjang 1.340 kilometer.
Moskow menyerang Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev menerapkan persyaratan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan Rusia pada republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk mengatur status wilayah di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan NATO.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Lihat Juga: Tak Berdaya Melawan Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia, Ukraina dan NATO Akan Rapat Darurat
(sya)