Polusi udara di Asia sebabkan 800 ribu kematian

Rabu, 05 Desember 2012 - 21:10 WIB
Polusi udara di Asia sebabkan 800 ribu kematian
Polusi udara di Asia sebabkan 800 ribu kematian
A A A
Sindonews.com - Kelompok peduli lingkungan, Clean Air Asia mengatakan, tingkat polusi udara di Asia mampu membunuh 800 ribu orang setiap tahunnya. Kemungkinan jumlah korban tewas akibat buruknya kualitas udara akah lebih tinggi, jika konsumsi energi dan emisi kendaraan terus meningkat.

"Yang menjadi kekhawatiran kami adalah, terus melihat konsentrasi tingkat partikel mikron di udara yang telah mencapai level 10," ungkap Sophie Punte, Direktur Eksekutif Clean Air Asia

Berkembang pesatnya ekonomi di negara-negara Asia, justru berdampak buruk pada kualitas udara di kawasan itu. "Tujuh dari sepuluh kota yang berkembang di Asia, memiliki tingkat polusi yang membahayakan kesehatan masyarakat mereka," terang Punte seperti dilansir Reuters, Selasa (5/12/2012)

Pendapat Punte diperkuat oleh dugaan, bahwa total kendaraan di Asia pada 2035 akan menyentuh angka lebih dari 1 miliar unit. Sementara konsumsi bahan bakar dan emisi karbon pada 2055 akan meningkat 400 persen dibanding pada 2005 lalu.

Hari ini, sekitar 600 orang pemerhati lingkungan dan sejumlah pejabat pemerintah menghadiri konfrensi "Better Air Quality" di Hong Kong, yang diselanggarakan oleh Clean Air Asia.

Hal senada sebelumnya pernah dikeluhkan, setelah badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis hasil studi pada 2008. Berdasarkan hasil studi itu, dari 1,3 juta proses kelahiran, 800 ribu di antaranya terjadi secara prematur karena polusi udara.

WHO memperingatakan, jika polusi udara tidak segera ditangani, maka total kematian bayi akan terus meningkat setiap tahunnya. "Kami khawatir pencemaran udara akan terus meningkat secara signifkan," ungkap Robert O'Keefe, Wakil Ketua Institute Dampak Kesehatan Amerika Serikat.

China meruapakan satu-satunya negara Asia yang paling menderita akibat polusi yang disebabkan oleh perkembangan perindustrian dan dan pertambahan volume kendaraan.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3587 seconds (0.1#10.140)