Konflik Suriah masuki fase penentuan

Jum'at, 21 September 2012 - 08:59 WIB
Konflik Suriah masuki fase penentuan
Konflik Suriah masuki fase penentuan
A A A
Sindonews.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon memperingatkan pertempuran di Suriah memasuki babak akhir yang paling sengit.

Menurut Ban, konflik Suriah akan menjadi pembahasan utama dalam konferensi tingkat tinggi Majelis Umum PBB pekan depan. Meski demikian, tidak ada pertemuan resmi yang membahas Suriah, dan PBB mungkin menawarkan strategi baru untuk perdamaian.

“Malangnya kedua pihak, pasukan pemerintah dan oposisi, ingin melihat akhir konflik ini secara militer. Saya pikir, cara-cara militer tidak akan memberi jawaban,” ujar Ban, dikutip AFP.

Ban mendorong dialog politik yang mencerminkan aspirasi dan kehendak nyata rakyat Suriah. Ban menjelaskan, Utusan PBB dan Liga Arab Lakhdar Brahimi mungkin akan mengajukan rencana damai pada Pemerintah Suriah setelah pertemuan Majelis Umum PBB pekan depan.

Utusan PBB untuk anakanak di wilayah konflik, Leila Zerrougui,menyatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki pasukan pemberontak dan pemerintah Suriah yang saat pertempuran menewaskan anakanak.

“Kami telah menerima informasi mengenai serangan bom yang menewaskan anakanak di Damaskus dan wilayah lain, serta terus mendokumentasikan berbagai insiden yang dilakukan aktor-aktor militer seperti Tentara Pembebasan Suriah yang mungkin melibatkan anak-anak sebagai pasukan mereka,”tuturnya pada Dewan Keamanan PBB.

Menurut data Pengawas Hak Asasi Suriah (SOHR), lebih dari 27.000 orang tewas dalam kekerasan di Suriah sejak Maret tahun lalu.Data PBB menyatakan, jumlah korban tewas lebih dari 20.000 jiwa.

Sementara, Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan pada Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi bahwa pemberontak menargetkan pemerintahannya dan aliansi mereka di kawasan. Menurut Assad, perang di Suriah menargetkan Suriah,Iran,dan gerakan Hizbullah di Lebanon.

Salehi menyatakan, “Suriah menghadapi masalah dan kami harap masalah ini dapat diselesaikan sesegera mungkin. Suriah sangat kuat, hubungan kuat dengan Iran,khususnya di level politik.”

Sebelumnya Salehi mendorong semua pihak menghentikan kekerasan. Dia juga menekankan solusi damai tanpa intervensi asing dan asing harus menghentikan bantuan untuk oposisi Suriah. Di medan pertempuran, pemberontak menguasai satu pos perbatasan Suriah dan Turki kemarin.

Media Turki menayangkan pemberontak sedang menurunkan bendera nasional Suriah di perbatasan di sebuah jalan raya antara Kota Raqa di timur laut Suriah dan Kota Sanliurfa,Turki. Kantor berita Turki, Anatolia, melaporkan bahwa pemberontak menurunkan foto-foto Assad untuk merayakan keberhasilan mereka menguasai pos perbatasan tersebut.

Namun, aktivis oposisi di Raqa menyatakan pertempuran masih berlanjut karena pasukan pemerintah berupaya menguasai kembali perbatasan tersebut. Pemberontak juga berhasil menembak jatuh sebuah helikopter di kota Douma, timur laut Damaskus.

Televisi Pemerintah Suriah melaporkan bahwa helikopter itu mengalami kecelakaan. Pertempuran semakin sengit setelah insiden jatuhnya satu helikopter tersebut. Sejumlah helikopter masih dikerahkan rezim ke berbagai wilayah pertempuran di Suriah.

“Helikopter tempur menyerang rumah-rumah warga sipil di Al- HajarAl-Aswad,selatan Damaskus. Banyak orang tewas atau terluka.Kekerasan yang semakin sengit membuat para aktivis kesulitan mencatat nama-namakorban,” ungkap pernyataan kelompok oposisi Dewan Nasional Suriah (SNC).

Sementara, pemberontak mundur dari tiga wilayah di selatan Damaskus, setelah pertempuran sengit terjadi antara kedua pihak. “Sebanyak 11 jasad ditemukan di distrik Jobar, Damaskus. Beberapa korban adalah mereka yang ditahan aparat keamanan.Sebanyak 68 orang tewas dalam kekerasan yang terjadi pada Rabu (19/9) di penjuru negeri, termasuk 50 warga sipil,”ungkap SOHR.

Jaringan aktivis anti-rezim Suriah,Komisi Umum Revolusi Suriah (SRGC), meminta bantuan dari berbagai organisasi internasional. Mereka menyebut distrik Al-Hajar al-Aswad, Qadam dan Assali, serta kamp pengungsi Yarmuk yang dihuni warga Palestina sebagai wilayah bencana.

Mantan kepala persenjataan kimia Suriah Mayor Jenderal Adnan Sillu yakin rezim akan menggunakan persenjataan itu terhadap warga sipil.“Sebelum saya membelot tiga bulan lalu, saya terlibat dalam diskusi serius mengenai penggunaan persenjataan kimia, termasuk bagaimana kami akan menggunakannya dan di wilayah mana,” paparnya pada surat kabar Inggris,TheTimes.
(aww)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4887 seconds (0.1#10.140)