Berdandan Ala KKK, Dua Pria Coba Hentikan Demonstrasi George Floyd

Jum'at, 12 Juni 2020 - 06:02 WIB
loading...
Berdandan Ala KKK, Dua Pria Coba Hentikan Demonstrasi George Floyd
Dua pria AS mencoba menghentikan aksi demonstrasi George Floyd dengan berdandan ala KKK. Foto/New York Post
A A A
WASHINGTON - Dua orang pria Amerika Serikat (AS) berdandan ala Ku Klux Klan (KKK) mencoba untuk menghentikan unjuk rasa George Floyd di Nevada. Bahkan mereka bergabung bersama sebuah kelompok yang awal berteriak melecehkan demonstran Black Lives Matter yang kemudian berubah untuk membantu mengusir keduanya.

Dalam sebuah video, kedua pria itu mengenakan kerudung putih yang khas Ku Klux Klan ketika mereka mencoba untuk melakukan aksi protes pada Senin lalu di Fallon. Mereka berteriak dengan marah: "Tidak ada KKK, tidak ada rasis, fasis, fasis USA," seperti dikutip dari New York Post, Jumat (12/6/2020).

Mereka hampir dihentikan oleh seorang polisi yang memerintahkan mereka untuk berbalik, dengan dua petugas lainnya datang menggunakan sepeda sebagai bantuan.

Polisi kemudian memastikan keduanya pergi, dengan sekelompok pendukung "All Lives Matter" yang telah berteriak-teriak melecehkan para pemrotes Black Lives Matter namun kemudian bergabung dengan polisi melawan orang-orang KKK itu.

Peristiwa itu berakhir dengan insiden yang tidak terduga. Kedua belah pihak berubah dari meneriakkan pelecehan menjadi pelukan.

"Aku berkata,'Jika kamu datang dalam damai, maka beri aku pelukan'," kata Max Ryan, salah satu pihak yang menentang aksi Black Lives Matter.

“Hal berikutnya yang saya tahu kami memiliki percakapan yang beradab, saling mendidik. Agak luar biasa apa yang bisa dilakukan oleh satu pelukan," kata Ryan.

AS dilanda kerusuhan setelah George Floyd, seorang pria kulit hitam, dibunuh oleh polisi di Minneapolis bulan lalu. Kematian George Floyd memicu aksi menentang rasisme di Amerika Serikat dan berbagai kota di seluruh dunia. Ribuan orang turun ke jalan guna memprotes rasisme, kebanyakan ikut unjuk rasa untuk pertama kalinya dalam hidup mereka dan terdiri dari multietnis.

Unjuk rasa menyebar ke seluruh 50 negara bagian dan Washington DC, termasuk di kota-kota dan kawasan pedesaan yang sebagian besar warganya berkulit putih. Gelombang protes Black Lives Matter kali ini tampaknya lebih beragam secara rasial, dengan jumlah yang lebih besar dari pengunjuk rasa kulit putih dan pendemo dari etnis lain bergabung dengan para aktivis kulit hitam.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1449 seconds (0.1#10.140)