China Tuntut AS Akhiri Operasi Militer Dekat Perbatasannya

Jum'at, 31 Desember 2021 - 03:14 WIB
loading...
China Tuntut AS Akhiri...
Pesawat dari Carrier Air Wing 11 dan Royal Malaysian Air Force terbang di atas kapal induk USS Theodore Roosevelt selama latihan bersama di Laut China Selatan pada 7 April 2021. Foto/Newsweek
A A A
BEIJING - China mengatakan pihaknya menuntut diakhirinya operasi militer Amerika Serikat (AS) di laut dan langit terdekatnya ketika perwakilan pertahanannya mengadakan pembicaraan dengan perwira pasukan Amerika di Pasifik awal bulan ini.

Pertemuan virtual yang dilakukan di bawah Perjanjian Konsultatif Maritim Militer (MMCA) berlangsung antara 14 dan 16 Desember. Perwakilan dari Armada dan Angkatan Udara Pasifik AS bertemu dengan rekan-rekan dari Angkatan Laut dan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Republik Rakyat China (RRC).

Pada hari Kamis, Kementerian Pertahanan China menggunakan konferensi pers terakhirnya tahun ini untuk menyampaikan keluhan tentang postur pertahanan AS dan persepsi yang berkembang tentang ancaman militer China di antara anggota parlemen di Capitol Hill.



Juru bicara Kementerian Pertahan China, Kolonel Tan Kefei, juga tidak terlalu tertutup dalam ringkasan pertemuan MMCA bulan ini dengan pejabat Amerika.

Ia mengatakan kedua belah pihak bertukar pandangan tentang keadaan keselamatan penerbangan dan maritim China-AS saat ini dan membahas langkah-langkah untuk mengatasi masalah keselamatan.

"China menjelaskan dengan sangat jelas kepada AS bahwa keselamatan kapal dan pesawat terbang terkait dengan keamanan nasional," kata Tan.

“Akar penyebab masalah keselamatan penerbangan dan maritim China-AS adalah kapal perang dan pesawat tempur Amerika yang telah melakukan pengintaian jangka panjang, intensitas tinggi, jarak dekat, pengukuran, latihan yang sangat ditargetkan, serta seringnya pelanggaran dan tindakan provokatif di wilayah laut dan wilayah udara dekat China," sambungnya.

“AS menghentikan operasi angkatan laut dan angkatan udara yang bermusuhan ini adalah solusi mendasar untuk masalah keselamatan penerbangan dan maritim China-AS,” cetusnya seperti dilansir dari Newsweek, Jumat (31/12/2021).

Tan juga menyatakan penentangan Beijing terhadap penandatanganan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) oleh Presiden Joe Biden awal pekan ini. NDAA untuk tahun 2022 mencakup paket pertahanan senilai USD768 miliar, yang sebagian akan melengkapi pasukan Amerika di Pasifik dengan lebih baik.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2273 seconds (0.1#10.140)