Bos NATO Respons Tegas Rusia tentang Ekspansi Aliansi Pertahanan

Jum'at, 24 Desember 2021 - 08:22 WIB
loading...
Bos NATO Respons Tegas Rusia tentang Ekspansi Aliansi Pertahanan
Pemimpin NATO Jens Stoltenberg. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak pernah berjanji untuk tidak melakukan ekspansi. Pernyataan itu diungkap Pemimpin NATO Jens Stoltenberg kepada kantor berita Jerman, DPA, pada Kamis (23/12/2021).

Dia menambahkan perjanjian pendirian blok itu menyatakan setiap negara Eropa dapat bergabung dengannya.

Kepala NATO mengomentari serangkaian proposal yang dibuat Moskow pada awal Desember yang akan melihat NATO setuju mengekang ekspansi sebagai bentuk jaminan keamanan untuk Rusia.



“Kami tidak dapat mempertanyakan hak NATO untuk melindungi dan membela semua sekutu, atau prinsip dasar bahwa setiap negara memiliki hak untuk memilih jalannya sendiri,” ungkap Stoltenberg, membela kebijakan blok tersebut untuk mendekati negara-negara bekas Soviet seperti Ukraina.

Baca juga: Jika NATO Kerahkan Senjata Serang, Rusia Ancam Reaksi Seimbang

Proposal Rusia yang dikirim ke NATO dan AS secara terpisah menunjukkan bahwa pejabat terkait berkomitmen mengesampingkan ekspansi blok tersebut ke bekas republik Soviet.

Stoltenberg, bagaimanapun, menunjukkan fakta bahwa komitmen semacam itu akan bertentangan dengan apa yang disebutnya sebagai “prinsip dasar keamanan Eropa yang telah ditandatangani Rusia.”

Sekretaris Jenderal NATO merujuk pada hak setiap negara untuk “menentukan nasibnya sendiri.”

Dia menambahkan bahwa itu termasuk dalam Kesepakatan Helsinki 1975 dan Undang-Undang Pendiri NATO-Rusia 1997.

Ekspansi NATO ke arah timur telah menjadi perhatian paling serius Moskow dan masalah pelik utama dalam hubungan blok itu dengan Moskow.

Pejabat Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, percaya bahwa NATO secara informal berjanji kepada Rusia bahwa mereka tidak akan memperluas lebih jauh ke timur pada 1990-an.

Sebelumnya pada Kamis, Putin mengatakan selama konferensi pers akhir tahun tahunannya bahwa Moskow "ditipu" oleh NATO dengan cara yang "keras" dan "terang-terangan" ketika pertama kali menelan negara-negara bekas anggota Blok Timur, yang juga dulu dikenal sebagai Pakta Warsawa, dan kemudian mengarahkan pandangannya ke bekas republik Soviet.

Stoltenberg membantah janji-janji seperti itu pernah dibuat dan mengklaim bahkan mantan pemimpin Soviet, Mikhail Gorbachev, orang yang paling sering dikaitkan dengan kesepakatan verbal antara NATO dan Moskow, menegaskan bahwa ekspansi NATO tidak pernah diajukan sebelum penyatuan kembali Jerman.

Sekjen NATO juga menuduh Rusia berupaya menciptakan “lingkup pengaruh” dengan mendikte apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan oleh “negara-negara kecil” seperti Ukraina.

“Itu … bertentangan dengan segala sesuatu yang menjamin perdamaian dan stabilitas di Eropa sejak akhir Perang Dingin,” tegas dia.

Proposal Rusia datang di tengah ketegangan yang meningkat antara Rusia dan Barat kolektif atas dugaan rencana Moskow untuk menyerang Ukraina.

Gagasan tentang "invasi" yang membayangi, yang dibantah Kremlin sebagai "histeria" yang tidak berdasar, telah secara aktif disebut-sebut oleh media barat dan beberapa pejabat barat.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0994 seconds (0.1#10.140)