Ukraina Sebut Pasukan Rusia di Dekat Perbatasan Bertambah Jadi 120 Ribu

Kamis, 09 Desember 2021 - 20:09 WIB
loading...
Ukraina Sebut Pasukan Rusia di Dekat Perbatasan Bertambah Jadi 120 Ribu
Ukraina sebut pasukan Rusia di dekat perbatasan bertambah menjadi 120 ribu. Foto/Ilustrasi
A A A
KIEV - Pejabat pertahanan Ukraina mengatakan Rusia telah meningkatkan jumlah pasukan di dekat perbatasannya menjadi 120.000 orang. Jumlah ini termasuk tambahan personel angkatan darat, angkatan udara dan angkatan laut.

Menurut penilaian keamanan terbaru yang sedang berlangsung - dibagikan kepada CNN oleh sumber keamanan Ukraina - Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan peralatan tempur dan militer lainnya, seperti tank, kendaraan bersenjata dan rudal 'Iskander' tetap berada di dekat perbatasan Ukraina, mengikuti berbagai latihan militer Rusia.

"Rusia secara teratur mengerahkan kembali dan mengumpulkan unit militernya untuk menjaga ketegangan di kawasan itu," bunyi penilaian itu.

"Memungkinkannya untuk menciptakan kekuatan serangan dengan cepat, dan meletakkan dasar untuk penguatan cepat," sambung penilaian itu seperti dilansir dari kantor berita yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu, Kamis (9/12/2021).

Menurut penilaian Ukraina terbaru, Rusia juga meningkatkan operasi dari negara tetangga Belarusia, yang berbatasan dengan Ukraina di utara. Laporan itu mengatakan beberapa unit tentara Rusia tetap berada di dekat perbatasan Rusia dengan Belarus pada jarak sekitar 260 km dari perbatasan negara Ukraina.



Rusia juga telah mengintensifkan pengumpulan intelijennya di Ukraina, tambah laporan itu, dengan jumlah penerbangan pesawat pengintai di sepanjang perbatasan Ukraina, di atas Laut Hitam dan Laut Azov, tiga kali lipat sejak periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan militer yang stabil selama berbulan-bulan di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina telah membuat khawatir para pejabat Kiev dan Barat. CNN pekan lalu melaporkan bahwa pasukan Rusia memiliki kemampuan di sepanjang perbatasan Ukraina untuk melakukan invasi cepat dan segera, termasuk mendirikan jalur pasokan seperti unit medis dan bahan bakar yang dapat menopang konflik yang berlarut-larut.

Namun, Presiden Vladimir Putin telah menggambarkan dugaan bahwa Rusia akan menyerang Ukraina sebagai "provokatif."

"Rusia sedang mengejar kebijakan luar negeri yang damai. Tetapi ia memiliki hak untuk memastikan keamanannya," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan televisi pada hari Rabu, menekankan kekhawatiran Kremlin pada prospek Ukraina suatu hari bergabung dengan NATO.

Dalam pertemuan virtual hari Selasa, Presiden AS Joe Biden memperingatkan Putin tentang invasi ke Ukraina, dan Washington sedang mempersiapkan serangkaian sanksi ekonomi yang keras jika pasukan Rusia melakukan serangan.



Biden mengakhiri pembicaraan tanpa kejelasan lebih lanjut tentang apakah Putin telah memutuskan untuk meluncurkan invasi, kata para pejabat AS sesudahnya.

Terbaru, Biden mengesampingkan pengiriman pasukan AS untuk mempertahankan Ukraina jika terjadi eskalasi militer. Meski begitu, juru bicara Pentagon John Kirby mengungkapkan AS akan mengirim senjata kecil dan amunisi ke pasukan pertahanan Ukraina minggu ini sebagai bagian dari paket bantuan keamanan senilai USD60 juta atau sekitar Rp863 miliar yang disetujui awal tahun ini.

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov pada hari Senin mengatakan penambahan pasukan Rusia merupakan upaya untuk menyebarkan ketakutan dan kerusuhan di Ukraina, dan untuk mencegah Kiev bergerak lebih dekat ke NATO serta keanggotaan Uni Eropa.

“Pengumpulan pasukan mereka di sepanjang perbatasan kita, itu adalah tujuan utama mereka untuk membuat proses destabilisasi di dalam negara kita, untuk menghentikan kita di jalan kita. Tapi kita pergi ke sekutu NATO, kita akan ke UE,” kata Reznikov kepada CNN.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diperkirakan akan berbicara dengan Biden pada hari Kamis.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1189 seconds (0.1#10.140)