Israel Ketakutan Sanksi Iran Bakal Dicabut tapi Bisa Peroleh Bom Nuklir
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel menyampaikan ketakutannya menjelang perundingan nuklir Iran di Wina. Rezim Zionis takut sanksi terhadap Teheran dicabut, namun dunia internasional gagal mencegahnya memperoleh bom nuklir .
Pencabutan sanksi sebagai imbalan atas pengekangan program nuklir berarti dana miliaran dolar AS akan mengalir ke Iran.
Para pemimpin Israel telah lama mengancam aksi militer terhadap Iran jika mereka menganggap diplomasi di Wina menemui jalan buntu dan gagal mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir.
Ketakutan rezim Zionis disampaikan Perdana Menteri Naftali Bennett.
"Israel sangat takut tentang kesiapan untuk menghapus sanksi dan mengizinkan aliran miliaran (dolar) ke Iran sebagai imbalan atas pembatasan yang tidak memuaskan di bidang nuklir," kata Bennett dalam rapat kabinetnya yang disiarkan televisi.
"Ini adalah pesan yang kami sampaikan dalam segala hal, baik ke Amerika atau ke negara lain yang bernegosiasi dengan Iran," katanya lagi, seperti dilansir Reuters, Selasa (30/11/2021).
Para negosiator mulai bersidang di Wina pada hari Senin (29/11/2021) dalam upaya terakhir untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran 2015, yang "dikhianati" oleh Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump pada tahun 2018, yang memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
Langkah Trump itu menyebabkan pelanggaran kesepakatan oleh Teheran, dan mengecewakan negara-negara kekuatan dunia lainnya yang terlibat dalam kesepakatan tersebut.
Iran telah berkali-kali menegaskan bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai dan kebijakan negara itu mengharamkan pembuatan dan penggunaan senjata nuklir. Namun, Israel—yang dilaporkan memiliki senjata nuklir—tetap khawatir Teheran akan membuat bom atom terlebih pengayaan uraniumnya terus ditingkatkan.
Pencabutan sanksi sebagai imbalan atas pengekangan program nuklir berarti dana miliaran dolar AS akan mengalir ke Iran.
Para pemimpin Israel telah lama mengancam aksi militer terhadap Iran jika mereka menganggap diplomasi di Wina menemui jalan buntu dan gagal mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir.
Ketakutan rezim Zionis disampaikan Perdana Menteri Naftali Bennett.
"Israel sangat takut tentang kesiapan untuk menghapus sanksi dan mengizinkan aliran miliaran (dolar) ke Iran sebagai imbalan atas pembatasan yang tidak memuaskan di bidang nuklir," kata Bennett dalam rapat kabinetnya yang disiarkan televisi.
"Ini adalah pesan yang kami sampaikan dalam segala hal, baik ke Amerika atau ke negara lain yang bernegosiasi dengan Iran," katanya lagi, seperti dilansir Reuters, Selasa (30/11/2021).
Para negosiator mulai bersidang di Wina pada hari Senin (29/11/2021) dalam upaya terakhir untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran 2015, yang "dikhianati" oleh Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump pada tahun 2018, yang memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
Langkah Trump itu menyebabkan pelanggaran kesepakatan oleh Teheran, dan mengecewakan negara-negara kekuatan dunia lainnya yang terlibat dalam kesepakatan tersebut.
Iran telah berkali-kali menegaskan bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai dan kebijakan negara itu mengharamkan pembuatan dan penggunaan senjata nuklir. Namun, Israel—yang dilaporkan memiliki senjata nuklir—tetap khawatir Teheran akan membuat bom atom terlebih pengayaan uraniumnya terus ditingkatkan.
(min)