Pangeran Faisal bin Mussaid, Jual Narkoba dan Bunuh Raja Arab Saudi

Rabu, 24 November 2021 - 10:26 WIB
loading...
Pangeran Faisal bin...
Pangeran Faisal bin Mussaid dan kekasihnya Christine Surma. Foto/historystack.com
A A A
RIYADH - Cerita tentang keluarga kerajaan Arab Saudi tidak pernah lengkap tanpa kisah kontroversial yang menyelimuti kematian Raja Faisal bin Abdul Aziz. Raja ketiga Arab Saudi ini tewas pada 25 Maret 1975 lantaran dibunuh dengan cara ditembak keponakannya sendiri, Pangeran Faisal bin Mussaid.

Pangeran Faisal bin Mussaid lahir di Riyadh, Arab Saudi, pada 4 April 1994 dan merupakan anak dari Pangeran Mussaid bin Abdul Aziz al-Saud.

Ia memiliki saudara laki-laki bernama Pangeran Khaled bin Mussaid, yang diduga meninggal dalam bentrokan massa di stasiun televisi Riyadh pada 1966.



Selain Pangeran Khaled, Faisal juga memiliki saudara laki-laki lain, Pangeran Bandar, dan seorang saudari perempuan, Putri Al Jawhara.



Melansir unofficialroyalty.com, Pangeran Faisal sempat mengenyam pendidikan di beberapa universitas di Amerika Serikat (AS). Selama dua semester, ia belajar di San Fransisco State College.



Dia digambarkan oleh teman-temannya sebagai pemuda yang pendiam, menyenangkan, dan tidak suka belajar.

Setelah itu, Pangeran Faisal melanjutkan pendidikannya di Universitas Colorado. Melansir berbagai sumber, Profesor Universitas Colorado Edward Rozek menggambarkannya sebagai murid dengan kemampuan pas-pasan.

Pada 1970, sang pangeran ditangkap di Boulder, Colorado karena diketahui menjual narkoba jenis LSD dan hashish. Namun, jaksa distrik tersebut tidak dapat menjatuhkan hukuman karena sang pangeran memiliki kekebalan diplomatik.

Setahun kemudian, pada 1971, ia menerima gelar sarjana dalam bidang ilmu politik di Universitas Colorado di Boulder, Amerika Serikat.

Selanjutnya, ia mengambil program pascasarjana ilmu politik di Berkeley. Namun, ia harus meninggalkan Amerika Serikat sebelum menyelesaikan pendidikannya.

Di Amerika Serikat, ia tinggal dengan kekasihnya, Christine Surma, aktris yang sempat bermain dalam film Bite of the Cobra.

Menurut kesaksiannya, Surma memaparkan, “Pangeran Faisal merupakan pria sempurna yang bangga dengan keluarga dan negaranya.”

Sang pangeran sendiri tetap menjalin hubungan dengan Surma bahkan setelah kembali ke Arab Saudi.

Setelah meninggalkan Amerika Serikat, Pangeran Faisal pergi ke Beirut, Lebanon. Di sini ia kembali terlibat kasus penyalahgunaan narkoba.

Karena masalah yang ditimbulkannya, otoritas Arab Saudi menyita paspor milik sang pangeran ketika ia kembali ke tanah kelahirannya.

Kasus penembakan yang dilakukan Pangeran Faisal terhadap Raja Faisal bin Abdul Aziz, memunculkan banyak spekulasi mengenai alasan sang pangeran melakukan tindakan tersebut.

Surat investigasi menyatakan sang pangeran melakukan tindakan ini sendiri, tanpa kerja sama dengan orang atau organisasi yang mungkin menginginkan kematian Raja Faisal.

Motif paling mungkin yang menjadi latar belakang kejadian ini adalah balas dendam yang dilakukan sang pangeran untuk menebus kematian saudara laki-lakinya, Pangeran Khaled, yang tewas terbunuh oleh pasukan kemanan Arab Saudi setelah aksinya memimpin demo menentang stasiun televisi di Riyadh pada 1966.

Pada 18 Juni 1975, Pangeran Faisal dihukum mati atas kesalahannya membunuh Raja Faisal. Menurut saksi, saat hukuman dijatuhkan, sang pangeran terlihat diam dan tenang ketika dibawa ke tempat eksekusi.

Setelah proses hukuman dijalankan, kepalanya diperlihatkan selama beberapa waktu di tiang kayu sebelum dipindahkan dengan ambulans bersama dengan tubuhnya untuk dimakamkan.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1505 seconds (0.1#10.140)