Pasukan Keamanan Filipina Bunuh Komandan Tertinggi Kelompok Militan Daulah Islamiyah
loading...
A
A
A
MANILA - Militer Filipina menyatakan telah berhasil membunuh pemimpin tertinggi kelompok militan Daulah Islamiyah, Salahuddin Hassan. Ini adalah sebuah kelompok yang diduga melakukan serangkaian serangan mematikan di wilayah selatan negara itu.
“Salahuddin Hassan tewas dalam bentrokan dengan pasukan pemerintah di Talayan, provinsi Maguindanao pada Jumat (29/10/2021) dini hari,” kata militer Filipina dalam jumpa pers, seperti dikutip dari Arab News, Minggu (31/10/2021).
“Salauddin Hassan, juga dikenal sebagai Orak, amir keseluruhan Daulah Islamiyah-Filipina dan teroris Daulah Islamiya yang paling dicari, dilumpuhkan oleh pasukan keamanan pemerintah selama melakukan operasi gabungan militer dan polisi di Sitio Pinareng, Barangay Damablac, Talayan, Maguindanao pagi hari ini, 29 Oktober 2021,” kata Kepala Divisi Infanteri 6 Angkatan Darat dan Komandan Pusat Satuan Tugas Gabungan, Mayjen Juvymax Uy.
Dia menambahkan, bahwa istri Hassan, Jehana Mimbida, yang dilaporkan mengelola keuangan kelompok, juga terbunuh ketika mereka mencoba menghindari penangkapan. Jenazah mereka ditemukan bersama dengan senapan dan magasin amunisi.
Dikenal juga sebagai Abu Salman dan Abu Saif, Hassan dan kelompoknya disalahkan atas pemboman, pemerasan, dan serangan lainnya di Mindanao Tengah antara 2007 dan 2015. Dia dilatih oleh pembuat bom Filipina yang terbunuh Basit Usman dan militan Malaysia Zulkifli Abdhir, atau Marwan, yang termasuk di antara teroris paling dicari di Asia Tenggara.
Baca Juga: Filipina: Kami Diinvasi Militan Asing
Militer mengatakan bahwa kelompok Hassan juga terlibat dalam pengeboman bus transit pedesaan Maramag Bukidnon 2014, yang menewaskan 11 orang, dan pengeboman pasar malam di kampung halaman Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Kota Davao, pada September 2016. Serangan ini menewaskan 14 orang dan puluhan terluka.
Pada tahun 2018, kelompok tersebut berada di balik pemboman kembar yang menewaskan lima warga sipil dan melukai 40 lainnya di kota Isulan di provinsi Sultan Kudarat. Militer menggambarkan kematian Hassan sebagai pukulan besar bagi kelompok militan.
“Dengan kematian Hassan, kelompok teror Daulah Islamiyah hampir berakhir,” kata Uy. “Dengan bantuan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya, kami dapat mengalahkan kelompok teroris ini dan mewujudkan keinginan kami akan komunitas yang aman dan damai,” lanjutnya.
Selain Daulah Islamiyah, beberapa kelompok lain yang terinspirasi ISIS masih aktif di Mindanao. Termasuk Abu Sayyaf, yang terkenal karena pemboman, penculikan untuk tebusan, pembunuhan dan pemerasan.
“Salahuddin Hassan tewas dalam bentrokan dengan pasukan pemerintah di Talayan, provinsi Maguindanao pada Jumat (29/10/2021) dini hari,” kata militer Filipina dalam jumpa pers, seperti dikutip dari Arab News, Minggu (31/10/2021).
“Salauddin Hassan, juga dikenal sebagai Orak, amir keseluruhan Daulah Islamiyah-Filipina dan teroris Daulah Islamiya yang paling dicari, dilumpuhkan oleh pasukan keamanan pemerintah selama melakukan operasi gabungan militer dan polisi di Sitio Pinareng, Barangay Damablac, Talayan, Maguindanao pagi hari ini, 29 Oktober 2021,” kata Kepala Divisi Infanteri 6 Angkatan Darat dan Komandan Pusat Satuan Tugas Gabungan, Mayjen Juvymax Uy.
Dia menambahkan, bahwa istri Hassan, Jehana Mimbida, yang dilaporkan mengelola keuangan kelompok, juga terbunuh ketika mereka mencoba menghindari penangkapan. Jenazah mereka ditemukan bersama dengan senapan dan magasin amunisi.
Dikenal juga sebagai Abu Salman dan Abu Saif, Hassan dan kelompoknya disalahkan atas pemboman, pemerasan, dan serangan lainnya di Mindanao Tengah antara 2007 dan 2015. Dia dilatih oleh pembuat bom Filipina yang terbunuh Basit Usman dan militan Malaysia Zulkifli Abdhir, atau Marwan, yang termasuk di antara teroris paling dicari di Asia Tenggara.
Baca Juga: Filipina: Kami Diinvasi Militan Asing
Militer mengatakan bahwa kelompok Hassan juga terlibat dalam pengeboman bus transit pedesaan Maramag Bukidnon 2014, yang menewaskan 11 orang, dan pengeboman pasar malam di kampung halaman Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Kota Davao, pada September 2016. Serangan ini menewaskan 14 orang dan puluhan terluka.
Pada tahun 2018, kelompok tersebut berada di balik pemboman kembar yang menewaskan lima warga sipil dan melukai 40 lainnya di kota Isulan di provinsi Sultan Kudarat. Militer menggambarkan kematian Hassan sebagai pukulan besar bagi kelompok militan.
“Dengan kematian Hassan, kelompok teror Daulah Islamiyah hampir berakhir,” kata Uy. “Dengan bantuan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya, kami dapat mengalahkan kelompok teroris ini dan mewujudkan keinginan kami akan komunitas yang aman dan damai,” lanjutnya.
Selain Daulah Islamiyah, beberapa kelompok lain yang terinspirasi ISIS masih aktif di Mindanao. Termasuk Abu Sayyaf, yang terkenal karena pemboman, penculikan untuk tebusan, pembunuhan dan pemerasan.
(esn)