AS dan Rusia Rilis Jumlah Senjata Nuklir, Siapa yang Lebih Banyak?

Selasa, 26 Oktober 2021 - 15:55 WIB
loading...
A A A
Selain menyelamatkan perjanjian New START, Presiden AS Joe Biden telah menetapkan untuk mencapai apa yang disebut pemerintahannya sebagai "hubungan yang stabil dan dapat diprediksi" dengan Rusia, terutama di bidang senjata nuklir. Pejabat Rusia sendiri mengatakan mereka berusaha untuk mencapai dinamika yang lebih positif dengan AS.

Namun keduanya belum mencapai kesepakatan komprehensif baru, dan friksi yang memburuk dengan anggota NATO mengancam akan memperburuk keretakan yang ada.

Setelah menteri pertahanan NATO membahas "Konsep Pencegahan dan Pertahanan di Kawasan Euro-Atlantik" yang mencakup merancang strategi multi-front untuk memblokir setiap serangan hipotetis dari Rusia selama pertemuan, Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan Berlin mendukung rencana induk NATO yang akan melawan Rusia habis-habisan dengan senjata nuklir jika konflik kedua pihak pecah.

"Kami siap untuk menggunakan cara tersebut sehingga memiliki efek jera sebelumnya dan tidak ada yang mendapat ide untuk menyerang mitra NATO," tegasnya.



Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pun bereaksi terhadap pernyataan itu pada hari Sabtu.

“Di tengah seruan untuk pencegahan militer Rusia, NATO secara konsisten menarik pasukannya ke perbatasan kami,” kata Shoigu.

“Menteri pertahanan Jerman harus tahu betul bagaimana langkah seperti itu di masa lalu berakhir untuk Jerman dan Eropa,” tambahnya, mengacu pada Front Timur Perang Dunia II.

“Hanya ada keamanan bersama di Eropa, tanpa melanggar kepentingan Rusia. Tetapi NATO yang tidak siap untuk dialog yang adil tentang masalah ini,” pungkasnya.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1955 seconds (0.1#10.140)