Putin: Jangan Terburu-buru Akui Kekuasaan Taliban

Sabtu, 16 Oktober 2021 - 00:15 WIB
loading...
Putin: Jangan Terburu-buru Akui Kekuasaan Taliban
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan jangan terburu-buru mengakui kekuasaan Taliban. Foto/Republic World
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan jangan terburu-buru untuk secara resmi mengakui Taliban sebagai penguasa baru Afghanistan . Meski begitu Putin menekankan perlunya untuk terlibat dalam pembicaraan dengan mereka.

Berbicara selama panggilan video dengan para pemimpin negara-negara bekas Soviet lainnya, Putin mengatakan bahwa pemerintah sementara yang dibentuk oleh Taliban sayangnya tidak mencerminkan seluruh spektrum masyarakat Afghanistan. Namun ia juga mencatat janji mereka untuk mengadakan pemilihan, dan upaya mereka mengembalikan fungsi struktur negara.

"Kita seharusnya tidak terburu-buru dengan pengakuan resmi terhadap Taliban," katanya.

“Kita mengerti bahwa kita perlu berinteraksi dengan mereka, tetapi tidak boleh terburu-buru dan kita akan mendiskusikannya bersama,” imbuhnya seperti dikutip dari AP, Jumat (15/10/2021).



Pada saat yang sama, Putin mengungkapkan niat Moskow untuk menjadi tuan rumah putaran lain pembicaraan antar pihak Afghanistan minggu depan dan menggarisbawahi kebutuhan untuk memulai kembali konsultasi di Afghanistan antara Rusia, Amerika Serikat, China dan Pakistan.

"Kita perlu mendukung proses penyelesaian antar-Afghanistan dan mencoba membantu menormalkan situasi di negara ini," ujarnya.

Rusia akan menjadi tuan rumah bagi Taliban dan faksi Afghanistan lainnya untuk pembicaraan dalam sebuah langkah yang mencerminkan upaya Moskow untuk memperluas pengaruhnya.

Utusan Kremlin untuk Afghanistan, Zamir Kabulov mengatakan Taliban mengkonfirmasi bahwa mereka akan menghadiri apa yang disebut pembicaraan "format Moskow" di Ibu Kota Rusia.



Para diplomat dari Rusia, AS, China dan Pakistan juga akan bertemu di Moskow untuk membicarakan permasalahan Afghanistan pada bulan ini.

Uni Soviet terlibat dalam perang 10 tahun di Afghanistan yang berakhir dengan penarikan pasukannya pada tahun 1989. Sejak itu, Moskow telah kembali secara diplomatik sebagai perantara kekuatan yang berpengaruh dalam pembicaraan internasional tentang Afghanistan, menjadi tuan rumah bagi perwakilan Taliban dan anggota faksi lain untuk serangkaian pertemuan bilateral dan multilateral.

Tidak seperti banyak negara lain, Rusia belum mengevakuasi kedutaan besarnya di Kabul dan duta besarnya dengan cepat bertemu dengan Taliban setelah mereka mengambil alih ibukota Afghanistan.

Taliban ditambahkan ke daftar organisasi teroris Rusia pada tahun 2003, dan Moskow belum bergerak untuk menghapus kelompok itu dari daftar. Setiap kontak dengan kelompok-kelompok semacam itu dapat dihukum di bawah hukum Rusia, tetapi Kementerian Luar Negeri Rusia telah mengabaikan pertanyaan tentang kontradiksi yang tampak dengan menekankan perlunya melibatkan Taliban untuk membantu menstabilkan Afghanistan.



Dalam pertemuan tersebut Putin juga menekankan tantangan keamanan yang ditimbulkan oleh kelompok Negara Islam atau ISIS dan militan lainnya yang berbasis di Afghanistan utara, dan mencatat bahwa perdagangan narkoba dari Afghanistan akan terus menghadirkan tantangan.

Rusia telah berjanji untuk memberikan bantuan militer kepada bekas sekutu Soviet di Asia Tengah untuk membantu melawan ancaman, dan mengadakan serangkaian latihan bersama di Uzbekistan dan Tajikistan yang bertetangga dengan Afghanistan.

Latihan militer lain di Tajikistan yang akan melibatkan 5.000 tentara, lebih dari 700 kendaraan militer dan jet tempur dijadwalkan minggu depan.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1879 seconds (0.1#10.140)