Bulan Depan, Kim Jong-un Buka Kembali Saluran Hotline dengan Korsel
loading...
A
A
A
SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un bersedia untuk memulihkan kembali hotlline antar Korea yang terputus bulan depan. Pernyataan itu disampaikannya di parlemen Korut, Majelis Rakyat Tertinggi, yang berkumpul untuk hari kedua untuk membahas agenda politik, ekonomi dan sosial pemerintah.
Meski bersedia untuk memulihkan hotline antar Korea, Kim Jong-un mengkritik "delusi" Korea Selatan (Korsel) atas apa yang disebutnya sebagai provokasi militer Korut.
"Kami tidak memiliki tujuan atau alasan untuk memprovokasi Korea Selatan dan tidak ada ide untuk menyakitinya," kata Kim seperti dilaporakan oleh kantor berita negara itu, KCNA, yang dinukil Reuters, Sabtu (2/10/2021).
Korut memutuskan hotline antar Korea pada awal Agustus sebagai protes terhadap latihan militer bersama Korsel-Amerika Serikat (AS), hanya beberapa hari setelah dibuka kembali untuk pertama kalinya dalam setahun.
"Keputusan untuk memulihkan hubungan komunikasi adalah untuk membantu mewujudkan harapan dan keinginan seluruh bangsa Korea untuk pemulihan dan perdamaian yang tahan lama," ujar Kim.
Kementerian Unifikasi Korsel, yang menangani urusan antar-Korea, menyambut baik tawaran Kim itu tetapi tidak mengomentari pernyataannya yang lain.
Meski bersedia untuk memulihkan hotline antar Korea, Kim Jong-un mengkritik "delusi" Korea Selatan (Korsel) atas apa yang disebutnya sebagai provokasi militer Korut.
"Kami tidak memiliki tujuan atau alasan untuk memprovokasi Korea Selatan dan tidak ada ide untuk menyakitinya," kata Kim seperti dilaporakan oleh kantor berita negara itu, KCNA, yang dinukil Reuters, Sabtu (2/10/2021).
Korut memutuskan hotline antar Korea pada awal Agustus sebagai protes terhadap latihan militer bersama Korsel-Amerika Serikat (AS), hanya beberapa hari setelah dibuka kembali untuk pertama kalinya dalam setahun.
"Keputusan untuk memulihkan hubungan komunikasi adalah untuk membantu mewujudkan harapan dan keinginan seluruh bangsa Korea untuk pemulihan dan perdamaian yang tahan lama," ujar Kim.
Kementerian Unifikasi Korsel, yang menangani urusan antar-Korea, menyambut baik tawaran Kim itu tetapi tidak mengomentari pernyataannya yang lain.
(ian)