China Mobilisasi Feri Sipil untuk Latihan Invasi Taiwan
loading...
A
A
A
"Kelompok besar dari berbagai jenis kendaraan lapis baja amfibi dan truk militer dimuat ke kapal sipil sebagai bagian dari misi transportasi," lapornya, mengutip CCTV.
"Sebuah brigade yang berafiliasi dengan Tentara Grup ke-72 PLA juga melakukan latihan bongkar muat peralatan dengan kapal sipil yang melibatkan berbagai jenis kendaraan militer," lapornya.
"Pengungkapan bahwa China tampaknya memodifikasi setidaknya beberapa feri besarnya untuk dapat mengirim pasukan serbu amfibi langsung ke pantai membuat armada feri roll-on/roll-off China dalam cahaya yang sangat berbeda," kata Shugart kepada Nikkei.
“Apa yang tampak sebelumnya seperti kebanyakan kapal sipil yang, paling banter, dapat digunakan untuk mengangkut pasukan PLA ke pelabuhan yang direbut atau sementara, sekarang dapat memiliki kemampuan untuk mengirim pasukan eselon pertama langsung ke darat dalam gelombang pertama invasi,” jelasnya.
Menggunakan landai yang dimodifikasi pada feri untuk menguji kemampuan kapal sipil untuk mengirimkan sejumlah besar tank amfibi memiliki dua tujuan untuk Beijing, terang Shen Ming-shih, seorang peneliti di Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional (INDSR) di Taipei.
"Ini menutupi kekurangan yang dimiliki China dalam hal kapal amfibi besar, tetapi juga mengirimkan pesan bahwa China siap menyerang sekarang jika Taiwan menyatakan kemerdekaan resmi," kata Shen.
Perencana China telah menyatakan bahwa mereka memiliki 63 kapal roll on/roll off yang dapat digunakan untuk tujuan militer.
"Jika mereka menggunakan feri jenis ini pada gelombang pertama, risikonya sangat tinggi," ucap Shen. "Kapal-kapal semacam ini akan menjadi bebek duduk," sambungnya.
Lebih jauh ia mengatakan pada tiga sampai lima kilometer dari pantai Taiwan, feri akan rentan terhadap artileri Taiwan dan sistem anti-kapal. China kemungkinan perlu menghancurkan lebih dari setengah sistem anti-kapal Taiwan sebelum memutuskan untuk mengerahkan feri sipil yang diisi dengan tank amfibi.
"Sebuah brigade yang berafiliasi dengan Tentara Grup ke-72 PLA juga melakukan latihan bongkar muat peralatan dengan kapal sipil yang melibatkan berbagai jenis kendaraan militer," lapornya.
"Pengungkapan bahwa China tampaknya memodifikasi setidaknya beberapa feri besarnya untuk dapat mengirim pasukan serbu amfibi langsung ke pantai membuat armada feri roll-on/roll-off China dalam cahaya yang sangat berbeda," kata Shugart kepada Nikkei.
“Apa yang tampak sebelumnya seperti kebanyakan kapal sipil yang, paling banter, dapat digunakan untuk mengangkut pasukan PLA ke pelabuhan yang direbut atau sementara, sekarang dapat memiliki kemampuan untuk mengirim pasukan eselon pertama langsung ke darat dalam gelombang pertama invasi,” jelasnya.
Menggunakan landai yang dimodifikasi pada feri untuk menguji kemampuan kapal sipil untuk mengirimkan sejumlah besar tank amfibi memiliki dua tujuan untuk Beijing, terang Shen Ming-shih, seorang peneliti di Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional (INDSR) di Taipei.
"Ini menutupi kekurangan yang dimiliki China dalam hal kapal amfibi besar, tetapi juga mengirimkan pesan bahwa China siap menyerang sekarang jika Taiwan menyatakan kemerdekaan resmi," kata Shen.
Perencana China telah menyatakan bahwa mereka memiliki 63 kapal roll on/roll off yang dapat digunakan untuk tujuan militer.
"Jika mereka menggunakan feri jenis ini pada gelombang pertama, risikonya sangat tinggi," ucap Shen. "Kapal-kapal semacam ini akan menjadi bebek duduk," sambungnya.
Lebih jauh ia mengatakan pada tiga sampai lima kilometer dari pantai Taiwan, feri akan rentan terhadap artileri Taiwan dan sistem anti-kapal. China kemungkinan perlu menghancurkan lebih dari setengah sistem anti-kapal Taiwan sebelum memutuskan untuk mengerahkan feri sipil yang diisi dengan tank amfibi.