Menlu Iran: Teheran Siap Kirim Dubes ke Arab Saudi 'Besok'
loading...
Iran menyatakan siap mengirim Dubes ke Arab Saudi besok, menunggu sinyal dari Riyadh. Foto/Ilustrasi
A
A
A
TEHERAN - Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, pidatonya di Forum Diplomasi Antalya mengatakanTeheran siap mengirim utusannya ke Arab Saudi "besok." Namun untuk melakukannya, Iran membutuhkan lampu hijau dari Riyadh.
Menteri luar negeri Iran itu menambahkan bahwa, dalam pandangannya, adalah mungkin untuk memulihkan hubungan negara itu dengan Arab Saudi.
Zarif mengatakan bahwa Teheran telah melakukan tiga putaran pembicaraan dengan Saudi di Baghdad dan bahwa dia siap untuk mengirim duta besar. Namun, ia mencatat bahwa semua orang saat ini menunggu hasil pemilihan presiden Iran seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (20/6/20210).
Pemilihan presiden kemarin menunjukkan bahwa Ebrahim Raisi, ketua hakim Iran, yang dianggap sebagai ulama garis keras anti-Barat, mengamankan kemenangan. Dia akan menggantikan Hassan Rouhani yang moderat setelah delapan tahun menjabat.
Meskipun sejauh ini tidak jelas bagaimana sikap Teheran terhadap Riyadh akan berubah di bawah pemerintahan baru, Zarif meyakinkan bahwa kebijakan luar negeri Iran tentang "rekonsiliasi" dengan kekuatan regional akan tetap berlaku.
Hubungan kedua negara mengalami pukulan besar pada tahun 2016 yang mengakibatkan kedua negara memutuskan hubungan. Pihak berwenang Arab Saudi menangkap dan mengeksekusi ulama Syiah terkemuka Sheikh Nimr al-Nimr atas dugaan upayanya mencampuri urusan dalam negeri Riyadh secara ilegal.
Setelah kematiannya, gerombolan orang Iran yang marah menyerang Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran dan membakarnya dengan bom molotov. Riyadh mengecam pihak berwenang Iran atas kelambanan mereka dalam menghadapi ancaman terhadap misi diplomatiknya dan memanggil semua pekerja diplomatiknya, dan menutup kedutaan. Iran menanggapi secara timbal balik pada saat itu.
Menteri luar negeri Iran itu menambahkan bahwa, dalam pandangannya, adalah mungkin untuk memulihkan hubungan negara itu dengan Arab Saudi.
Zarif mengatakan bahwa Teheran telah melakukan tiga putaran pembicaraan dengan Saudi di Baghdad dan bahwa dia siap untuk mengirim duta besar. Namun, ia mencatat bahwa semua orang saat ini menunggu hasil pemilihan presiden Iran seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (20/6/20210).
Pemilihan presiden kemarin menunjukkan bahwa Ebrahim Raisi, ketua hakim Iran, yang dianggap sebagai ulama garis keras anti-Barat, mengamankan kemenangan. Dia akan menggantikan Hassan Rouhani yang moderat setelah delapan tahun menjabat.
Meskipun sejauh ini tidak jelas bagaimana sikap Teheran terhadap Riyadh akan berubah di bawah pemerintahan baru, Zarif meyakinkan bahwa kebijakan luar negeri Iran tentang "rekonsiliasi" dengan kekuatan regional akan tetap berlaku.
Hubungan kedua negara mengalami pukulan besar pada tahun 2016 yang mengakibatkan kedua negara memutuskan hubungan. Pihak berwenang Arab Saudi menangkap dan mengeksekusi ulama Syiah terkemuka Sheikh Nimr al-Nimr atas dugaan upayanya mencampuri urusan dalam negeri Riyadh secara ilegal.
Setelah kematiannya, gerombolan orang Iran yang marah menyerang Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran dan membakarnya dengan bom molotov. Riyadh mengecam pihak berwenang Iran atas kelambanan mereka dalam menghadapi ancaman terhadap misi diplomatiknya dan memanggil semua pekerja diplomatiknya, dan menutup kedutaan. Iran menanggapi secara timbal balik pada saat itu.
(ian)
Explore More