Terus Dipantau, AS Curiga Kapal Militer Iran Bawa Senjata untuk Venezuela

Sabtu, 12 Juni 2021 - 20:02 WIB
loading...
Terus Dipantau, AS Curiga Kapal Militer Iran Bawa Senjata untuk Venezuela
Kapal militer Iran diduga membawa senjata ke Venezuela. Foto/Online TV CAST
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) terus melacak pergerakan kapal pengangkut angkatan laut Iran yang menuju Karibia, diduga membawa senjata ke Venezuela .

“AS siap mengambil tindakan terhadap pengiriman senjata apa pun yang mungkin ada di dalamnya,” ungkap pejabat pemerintah AS pada Jumat.

“Pemerintahan Presiden AS Biden berhak mengambil tindakan, berkoordinasi dengan sekutu di kawasan, untuk mencegah transit atau pengiriman senjata,” ungkap salah satu pejabat AS.



Seorang pejabat Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menambahkan Washington siap menggunakan sanksi terhadap aktor mana pun yang memungkinkan penyediaan senjata Iran kepada mitra dan proksi yang kejam.



Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin mengatakan kepada komite Senat pada Kamis bahwa dia benar-benar prihatin dengan proliferasi senjata di Belahan Barat.



Austin menanggapi komentar Senator Partai Demokrat Richard Blumenthal bahwa kapal Iran membawa rudal dan kapal serang cepat ke Venezuela.

“Membiarkan kapal ini berlabuh tampaknya penting bagi saya di berbagai tingkatan,” ujar anggota parlemen dari Connecticut itu.

Dia menambahkan, “Ini akan menjadi pertama kalinya kapal-kapal Iran melakukan transit seperti itu dan preseden yang mengizinkan Iran menyediakan senjata ke wilayah itu membuat saya sangat khawatir.”

Saat didesak Blumenthal, Austin mengatakan dia lebih suka membahas pertanyaan tentang muatan kapal dalam sesi tertutup.

Pejabat Venezuela tidak menanggapi permintaan komentar.

Ketegangan muncul pada saat yang sulit dalam geopolitik global ketika kekuatan dunia dan Iran berusaha menghidupkan kembali perjanjian nuklir penting mereka menjelang pemilu di Iran.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken mengatakan Iran dengan cepat mengembangkan program nuklirnya.

Menurut Blinken, kembali ke kesepakatan 2015 yang mantan Presiden Donald Trump keluar darinya adalah langkah pertama yang diperlukan untuk mencegah Teheran memperoleh bom nuklir.

“Senjata Iran telah dikirim ke Venezuela untuk waktu yang sangat lama dan begitu juga senjata Rusia, tetapi ada perbedaan dalam jenis senjata yang dikirim ke sana dan rudal menjadi perhatian utama,” ujar Elliott Abrams, mantan pejabat khusus Trump untuk Venezuela yang sekarang menjadi rekan senior di Dewan Hubungan Luar Negeri.

“Waktunya cukup mencolok. Iran tahu itu akan tiba di sekitar pembicaraan Wina dan saya pikir itu adalah sikap penghinaan bagi AS untuk melakukan ini sekarang,” ungkap dia.

Pejabat Biden mengatakan penjualan senjata Iran terjadi setahun yang lalu, selama kepresidenan Trump, dan mencerminkan upaya Iran menentang "postur tekanan maksimum" pemerintahan sebelumnya.

Abrams menyebut hubungan militer antara Caracas dan Teheran mendahului kampanye tekanan maksimum oleh Trump.

Politico melaporkan sebelumnya, pemerintahan Biden secara pribadi mendesak pemerintah Venezuela dan Kuba untuk menolak dua kapal angkatan laut Iran.

“Pemerintah Venezuela berusaha memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keringanan dari sanksi AS,” papar Politico, mengutip orang-orang yang tidak disebutkan namanya.

Dalam kolom Opini Bloomberg pada Jumat, purnawirawan Laksamana Angkatan Laut AS James Stavridis mengatakan kapal, Markan, tampaknya mengangkut speedboat kelas Peykaap Iran, yang biasanya dioperasikan Korps Garda Revolusi Islam di Teluk Persia.

Hampir sekitar 18,3 meter panjangnya, speedboat Iran dapat membawa dua rudal anti-kapal mematikan yang memiliki jangkauan hampir 20 mil dalam mode rudal permukaan-ke-permukaan, serta sepasang torpedo.

“Jika AS bersedia menyita pengiriman minyak Iran karena melanggar sanksi tahun lalu, AS harus siap untuk mengambil tindakan langsung menghentikan pengiriman mesin perang kecil tapi mematikan ini ke rezim yang korup dan berbahaya di Caracas,” tutur dia.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1010 seconds (0.1#10.140)