Blinken: Barat Harus Sangat Hati-hati dengan Investasi China

Kamis, 06 Mei 2021 - 17:19 WIB
loading...
Blinken: Barat Harus Sangat Hati-hati dengan Investasi China
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengatakan, Barat harus sangat berhati-hati tentang sifat pasti investasi China. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) , Antony Blinken mengatakan, Barat harus sangat berhati-hati tentang sifat pasti investasi China. Barat, jelasnya, harus memikirkan dengan sangat hati-hati tentang investasi China dalam aset strategis.

Kebangkitan ekonomi dan militer China yang spektakuler selama 40 tahun terakhir adalah salah satu peristiwa geopolitik paling signifikan dalam sejarah baru-baru ini, di samping jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 yang mengakhiri Perang Dingin.

Barat telah berjuang untuk menghasilkan kebijakan tentang China dan telah berubah selama bertahun-tahun dari melihat China sebagai sumber investasi yang menguntungkan. Misalnya dalam obligasi pemerintah AS, menjadi ancaman bagi stabilitas global dan menghindari teknologi 5G-nya.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Blinken ditanya apakah Barat harus menarik kembali dari investasi China. Dia mengatakan, AS tidak berusaha menahan China, tetapi Barat ingin menegakkan tatanan internasional berbasis aturan yang dibentuk setelah Perang Dunia Kedua.

"Saya pikir kita harus sangat berhati-hati tentang sifat investasi itu," kata Blinken dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Reuters pada Kamis (6/5/2021).
"Jika berinvestasi di industri strategis, aset strategis itu adalah sesuatu yang perlu diperhatikan negara dengan sangat hati-hati. Hal lain adalah kami bukan tidak ingin berbisnis dengan China, bukan itu yang kami katakan," sambungnya.

Sementara kebangkitan kembali China telah mengkhawatirkan Barat, China selama berabad-abad merupakan salah satu ekonomi paling berpengaruh di dunia. Pendapatan per kapita China lebih tinggi daripada Eropa dari abad ke-10 hingga awal abad ke-15 dan menjadi ekonomi terbesar di dunia selama beberapa abad setelahnya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1666 seconds (0.1#10.140)