Ancaman Meningkat, AS Perintahkan Staf Kedubesnya Tinggalkan Kabul

Rabu, 28 April 2021 - 16:12 WIB
loading...
Ancaman Meningkat, AS Perintahkan Staf Kedubesnya Tinggalkan Kabul
AS memerintahkan staf kedubesnya meninggalkan Kabul karena meningkatnya ancaman seiring rencana penarikan pasukan dari negera itu. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) memerintahkan staf yang tidak penting untuk meninggalkan kedutaan besarnya di Kabul. Washington beralasan ancaman meningkat ketika AS bersiap untuk mengakhiri perangnya selama 20 tahun.

Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika dalam sebuah nasihat perjalanan mengatakan telah memerintahkan keberangkatan pegawai pemerintah AS dari Kedutaan Besar AS di Kabul yang fungsinya dapat dilakukan di tempat lain.

Nasihat yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri AS, yang juga memperbarui peringatan bagi warga Amerika untuk tidak berkunjung, mengatakan bahwa kelompok teroris dan pemberontak terus merencanakan dan melaksanakan serangan di Afghanistan .

Penjabat duta besar AS di Kabul, Ross Wilson, mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri mengambil keputusan sehubungan dengan meningkatnya kekerasan dan laporan ancaman di Kabul.

Dia mengatakan bahwa perintah tersebut mempengaruhi sejumlah kecil karyawan dan kedutaan akan tetap beroperasi.

"Personel yang sangat dibutuhkan untuk menangani masalah terkait penarikan pasukan AS dan pekerjaan penting yang kami lakukan untuk mendukung rakyat Afghanistan akan dapat tetap di tempat," tulis Wilson di Twitter seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (28/4/2021).

Presiden Joe Biden awal bulan ini mengatakan dia akan menarik semua pasukan dari Afghanistan pada 11 September, bersamaan dengan peringatan 20 tahun serangan yang menyebabkan Amerika Serikat menyerang dan menggulingkan rezim Taliban yang telahmenjadi tuan rumah bagi al-Qaeda .



Biden menyimpulkan bahwa pasukan AS telah mencapai tujuan mereka dan dapat berbuat lebih banyak, tetapi para pejabat AS belum merahasiakan kekhawatiran mereka bahwa kekerasan akan meningkat ketika Taliban merasa bahwa mereka mencapai kemenangan.

Di bawah kesepakatan yang dicapai oleh pemerintahan mantan presiden Donald Trump, Taliban setuju untuk tidak menyerang pasukan AS saat mereka mundur, tetapi mereka telah meningkatkan serangan terhadap pasukan pemerintah Afghanistan.

Pemerintahan Biden akan mempertahankan pasukan terbatas di Kabul untuk menjaga kedutaan yang luas itu.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1253 seconds (0.1#10.140)