Mengapa China Lakukan Tes Anal COVID terhadap Wisatawan?

Sabtu, 06 Maret 2021 - 10:06 WIB
loading...
Mengapa China Lakukan Tes Anal COVID terhadap Wisatawan?
Sejumlah negara melakukan protes terhadap China karena melakukan tes usap anal untuk COVID-19 karena membuat tidak nyaman warganya. Foto/Ist
A A A
BEIJING - Wisatawan ke sejumlah kota di China diminta untuk melakukan tes usap anal untuk COVID-19. Tindakan ini telah memicu gelombang protes dari negara lain.

Minggu ini, pejabat di Jepang mengeluh bahwa beberapa warga Jepang yang tiba di China telah menjalani tes, yang "menyebabkan sakit psikologis yang hebat", menurut BBC.

Dan pada bulan Februari, beberapa diplomat AS mengatakan mereka diminta untuk mengikuti tes, yang memicu keluhan dari Departemen Luar Negeri AS, tulis situs Vice.

"Departemen Luar Negeri tidak pernah menyetujui pengujian semacam ini dan memprotes langsung kepada Kementerian Luar Negeri ketika kami mengetahui bahwa beberapa staf menjadi sasarannya," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri kepada Vice. Sementara pejabat China menyangkal bahwa diplomat AS telah diminta untuk menjalani tes anal.

Tidak jelas berapa banyak pelancong internasional yang diminta untuk melakukan tes anal. Namun Beijing dan Shanghai dilaporkan telah meminta tes untuk beberapa kedatangan, menurut The New York Times.

Laman Live Science mengutarakan, beberapa dokter China, mengatakan, tes dilakukan untuk mengetahui pendatang pembawa virus tanpa gejala -mereka yang mungkin tidak menunjukkan gejala atau yang mengembangkan gejala ringan dan pulih dengan cepat. Sebab virus Corona baru dapat dideteksi dalam tinja lebih lama daripada di hidung dan tenggorokan.

"Beberapa pasien tanpa gejala atau mereka dengan gejala ringan pulih dengan cepat (dari COVID-19), dan mungkin tes tenggorokan tidak akan efektif untuk orang-orang ini," kata Li Tongzeng, seorang dokter penyakit menular di China, kepada CNN.

"Para peneliti telah menunjukkan bahwa untuk beberapa orang yang terinfeksi, durasi waktu hasil nukleat positif bertahan lebih lama pada tes kotoran dan usap anal mereka (sampel) dibandingkan pada saluran pernapasan bagian atas. Oleh karena itu, menambahkan tes usap anal dapat meningkatkan tingkat deteksi positif dari yang terinfeksi," katanya, mengacu pada apa yang disebut tes diagnostik PCR untuk virus tersebut.

Beberapa warga negara China juga diharuskan melakukan tes COIVD-19 anal. Pada bulan Januari, lebih dari 1.000 siswa dan guru di sebuah distrik sekolah di Beijing menerima tes usap dubur, serta tes usap hidung, untuk COVID-19 setelah seorang siswa berusia 9 tahun di distrik tersebut dinyatakan positif, menurut Vice.

Orang lain yang menginap di hotel karantina telah diminta untuk mengikuti tes. Seseorang mengungkap dia diminta untuk menjalani tes anal pada September 2020 saat berada di hotel karantina setelah kembali dari Australia. Dia menambahkan, tes itu dilakukan oleh perawat dan rasanya seperti mengalami diare.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1473 seconds (0.1#10.140)