WHO Minta Uji Klinis Vaksin Sinovac Diperpanjang, Ternyata Ini Alasannya

Jum'at, 05 Maret 2021 - 13:32 WIB
loading...
WHO Minta Uji Klinis Vaksin Sinovac Diperpanjang, Ternyata Ini Alasannya
Ilustrasi/SINDOnews/Dok
A A A
BANDUNG - Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) memastikan uji klinis vaksin Sinovac di Bandung bakal diperpanjang selama enam bulan kedepan. Perpanjangan tersebut sesuai dengan permintaan Badan Kesehatan Dunia WHO.

"Informasi yang kami terima dari Bio Farma, WHO minta uji klinis vaksin Sinovac di Bandung agar diperpanjang enam bulan. Kalau kami siap siap saja, tinggal perlu perpanjangan kontrak baru," kata Ketua Tim Uji Klinis tahap 3 vaksin Sinovac Kusnandi Rusmil kepada MPI, Jumat (5/3/2021).

Menurut Kusnandi, permintaan tersebut bukan karena adanya kesalahan uji klinis atau persoalan lainnya, tetapi untuk mengetahui jangka waktu kekebalan vaksin Sinovac di dalam tubuh manusia. "Jadi untuk melihat kapan vaksinasi Sinovac ini mesti diulang," kelas dia.

Menurut dia, seyogyanya uji klinis vaksin Sinovac terhadap 1.620 relawan selesai sekitar Maret hingga April 2021. Hal itu sesuai jadwal awal, dilakukan dua kali penyuntikan kepada relawan. Setelah penyuntikan, dilakukan pemantauan selama tiga bulan.

"Nanti relawan akan disuntik lagi, tapi sifatnya tidak memaksa. Kalau mau ikut lagi silahkan, enggak juga tidak apa apa," katanya.

Dengan diperpanjangnya uji klinis fase 3 ini, maka nantinya akan diketahui kekuatan antibodi vaksin dari virus Covid-19.

Karena, bila dilihat berdasarkan periode tiga bulanan, antibodi vaksin sinovac masih sangat tinggi, lebih dari 90%.

Baca juga: Muncul Klaster Banjir Karawang, Sehari 400 Warga Positif COVID-19

Dia menyebutkan, jangka waktu kemampuan vaksin membentuk antibodi penting diketahui untuk merencanakan program vaksinasi.

Seperti halnya vaksinasi divteri, dilakukan selama empat kali serta vaksin influenza lainnya yang daya tahannya tidak lebih dari dua tahun.

Baca juga: Tekanan Tinggi, Kesehatan Mental Isu Krusial di Tengah Pandemi COVID-19

"Ini kan vaksin yang dihasilkan dari virus yang dimatikan, kemampuannya tidak mungkin seumur hidup. Maksimal satu tahun, dua tahun sudah tidak terlalu bagus lagi. Nah ini yang ingin kami ketahui," imbuh dia.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1310 seconds (0.1#10.140)