AS dan PBB Kutuk Aksi Kekerasan Terhadap Pengunjuk Rasa Myanmar

Rabu, 10 Februari 2021 - 09:09 WIB
loading...
AS dan PBB Kutuk Aksi...
AS dan PBB mengutuk aksi kekerasan terhadap pengunjuk rasa Myanmar. Foto/BBC
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengutuk aksi kekerasan terhadap pengunjuk rasa dalam aksi protes menolak kudeta militer Myanmar . Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan, setiap orang berhak atas kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai.

"Kami mengulangi seruan kami kepada militer untuk melepaskan kekuasaan, memulihkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis, membebaskan mereka yang ditahan dan mencabut semua pembatasan telekomunikasi dan menahan diri dari kekerasan," kata Price seperti dikutip dari Deutsche Welle, Rabu (10/2/2021).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menyatakan keprihatinan yang kuat atas aksi kekerasan tersebut.



"Penggunaan kekuatan yang tidak proporsional terhadap para demonstran tidak dapat diterima," kata Ola Almgren, koordinator PBB di Myanmar .

Sementara itu, kepala kebijakan luar negeriUni Eropa mengatakan blok itu dapat menjatuhkan sanksi pada militer Myanmar dan meninjau semua opsi.

Keprihatinan yang dilontarkan AS dan PBB menyusul serangan militer di markas besar partai pemimpin Aung San Suu Kyi di Yangon pada Selasa malam.

"Diktator militer menggerebek dan menghancurkan markas NLD sekitar pukul 21.30 malam," kata Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai yang dipimpin oleh Suu Kyi.

Sebelumnya pada hari Selasa, pasukan keamanan di Myanmar menggunakan peluru karet dan gas air mata melawan pengunjuk rasa anti-kudeta yang memprotes menentang larangan aksi demonstrasi.



Para pengunjuk rasa ingin kekuasaan dikembalikan ke pemerintah sipil yang digulingkan serta kebebasan untuk pemimpin terpilih negara itu, Aung San Suu Kyi, dan sekutunya.

Pada tanggal 1 Februari, komandan militer Mynamar Min Aung Hlaing merebut kekuasaan di Myanmar. Para pemimpin kudeta mengutip dugaan kecurangan dalam pemilihan umum pada November lalu yang membuat NLD menang besar dalam pemungutan suara yang menurut komisi pemilihan berjalan adil.

Aung San Suu Kyi ditahan pada hari yang sama dan tidak terlihat lagi sejak saat itu.

(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kronologi Kapal Induk...
Kronologi Kapal Induk AS Mengelak dari Serangan Houthi Bikin Jet Tempur F/A-18 Jatuh ke Laut
Elon Musk: Drone Murah...
Elon Musk: Drone Murah China Bisa Hancurkan Jet Tempur Siluman F-35 AS dalam Hitungan Detik
Jatuh dari Kapal Induk...
Jatuh dari Kapal Induk Nuklir, Jet Tempur F/A-18 AS Seharga Rp1 Triliun Hilang di Laut Merah
Wapres AS JD Vance:...
Wapres AS JD Vance: Ukraina Tak Akan Menang Perang Melawan Rusia!
Dampak Perang Dagang:...
Dampak Perang Dagang: Canton Fair Sepi, Industri Ekspor China Terguncang
Terungkap, Putra Wakil...
Terungkap, Putra Wakil Bos CIA Tewas dalam Perang Dukung Rusia Melawan Ukraina
Satelit Rahasia Rusia...
Satelit Rahasia Rusia yang Diduga Terhubung Senjata Nuklir Berputar di Luar Kendali
Listrik di Portugal...
Listrik di Portugal dan Spanyol Padam, Jaringan Kereta hingga Internet Lumpuh Total
Jet Tempur F/A-18 Super...
Jet Tempur F/A-18 Super Hornet AS Jatuh dari Kapal Induk, Ditembak Houthi?
Rekomendasi
Denza Z Concept: Lahirnya...
Denza Z Concept: Lahirnya Sang Predator Performa! Teknologi Suspensi Magnetik dan Steer-by-Wire Gemparkan Auto Shanghai 2025!
Ariel Noah Berduka,...
Ariel Noah Berduka, Kakak Tercinta Meninggal Dunia di Usia 49 Tahun
Mendikdasmen Beberkan...
Mendikdasmen Beberkan Jurus Sakti Berantas Budaya Menyontek di Sekolah
Berita Terkini
Nasib Umat Muslim di...
Nasib Umat Muslim di India ketika Konflik Kashmir Memanas, Diteriaki Pengkhianat dan Diusir dari Tanah Kelahirannya
34 menit yang lalu
Unjuk Kekuatan, Kapal...
Unjuk Kekuatan, Kapal Selam Nuklir Rusia Tembakkan Rudal Jelajah Kalibr Sejauh 1.100 Km
37 menit yang lalu
Begini Hubungan Kerabat...
Begini Hubungan Kerabat Raja Salman dengan Pangeran Arab Saudi Si Sleeping Prince yang Koma 20 Tahun
1 jam yang lalu
Kronologi Kapal Induk...
Kronologi Kapal Induk AS Mengelak dari Serangan Houthi Bikin Jet Tempur F/A-18 Jatuh ke Laut
3 jam yang lalu
10 Stasiun Metro Terdalam...
10 Stasiun Metro Terdalam di Dunia, Salah Satunya di Pyongyang Mencapai 110 Meter
3 jam yang lalu
Tentara India dan Pakistan...
Tentara India dan Pakistan Saling Tembak di Kashmir untuk Malam Kelima Berturut-turut
4 jam yang lalu
Infografis
Melawan Donald Trump,...
Melawan Donald Trump, 7 Kampus Elite AS Kehilangan Dana Miliaran Dolar
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved