Merasa Ditipu, Penyerbu Capitol Siap Bersaksi Melawan Trump
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Seorang pelaku penyerbuan gedung US Capitol bersedia bersaksi melawan mantan presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump , dalam sidang pemakzulannya yang akan digelar bulan depan.
Jacob Chansley, yang juga dikenal sebagai "QAnon Shaman", menarik perhatian saat peristiwa penyerbuan gedung US Capitol terjadi. Ia tampil bertelanjang dada dengan mengenakan hiasan kepala bertanduk.
Baca Juga: Perang Politik China dan India Korbankan 2.000 Karyawan ByteDance
"Jacob Chansley bersedia hadir di pengadilan pemakzulan Trump pada Februari," kata pengacaranya Albert Watkins kepada Associated Press yang dinukil New Zealand Herald, Jumat (29/1/2021).
Namun, Watkins mengatakan Chansley belum melakukan kontak dengan anggota Senat mana pun.
Baca Juga: 4 Varian Baru COVID-19 Muncul di AS, Ini Imbauan bagi WNI di Amerika
Chansley mengklaim dia menghadiri kerusuhan 6 Januari atas permintaan presiden agar semua 'patriot' datang ke Washington pada 6 Januari.
Dia meminta pengampunan dari Trump tetapi ketika ini tidak terjadi, Watkins mengatakan Chansley merasa dikhianati dan ditipu oleh presiden.
"Dia sangat menyesal tidak hanya ditipu oleh presiden tetapi dengan berada dalam posisi di mana dia membiarkan penipuan itu menempatkannya dalam posisi untuk membuat keputusan yang seharusnya tidak dia buat," jelas Watkins, menurut stasiun televisi Missouri KSDK yang berafiliasi NBC.
Jacob Chansley, yang juga dikenal sebagai "QAnon Shaman", menarik perhatian saat peristiwa penyerbuan gedung US Capitol terjadi. Ia tampil bertelanjang dada dengan mengenakan hiasan kepala bertanduk.
Baca Juga: Perang Politik China dan India Korbankan 2.000 Karyawan ByteDance
"Jacob Chansley bersedia hadir di pengadilan pemakzulan Trump pada Februari," kata pengacaranya Albert Watkins kepada Associated Press yang dinukil New Zealand Herald, Jumat (29/1/2021).
Namun, Watkins mengatakan Chansley belum melakukan kontak dengan anggota Senat mana pun.
Baca Juga: 4 Varian Baru COVID-19 Muncul di AS, Ini Imbauan bagi WNI di Amerika
Chansley mengklaim dia menghadiri kerusuhan 6 Januari atas permintaan presiden agar semua 'patriot' datang ke Washington pada 6 Januari.
Dia meminta pengampunan dari Trump tetapi ketika ini tidak terjadi, Watkins mengatakan Chansley merasa dikhianati dan ditipu oleh presiden.
"Dia sangat menyesal tidak hanya ditipu oleh presiden tetapi dengan berada dalam posisi di mana dia membiarkan penipuan itu menempatkannya dalam posisi untuk membuat keputusan yang seharusnya tidak dia buat," jelas Watkins, menurut stasiun televisi Missouri KSDK yang berafiliasi NBC.