Inggris Ancam Bekukan Aset Rusia

Kamis, 28 Januari 2021 - 03:38 WIB
loading...
Inggris Ancam Bekukan Aset Rusia
Inggris mengancam akan membekukan aset Rusia jika dianggap membahayakan nyawa atau properti warganya. Foto/Ilustrasi
A A A
LONDON - Otoritas Inggris akan membekukan aset Rusia mana pun jika mereka menemukan bukti yang menunjukkan bahwa aset semacam itu dapat digunakan untuk mengancam nyawa atau properti warga Inggris. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Inggris Wendy Morton.

Lebih lanjut, Morton mengatakan, London mempertahankan sanksi lebih lanjut terhadapMoskow atas penahanan tokoh oposisi Alexei Navalny di bawah tinjauan terus-menerus, tetapi menolak untuk menjelaskan secara rinci.

"Namun itu tidak akan tepat untuk berkomentar pada tahap ini tentang kemungkinan penunjukan di masa depan karena ini dapat merusak dampaknya," Morton menambahkan seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (28/1/2021).



Morton membuat pernyataannya saat dia mengulangi klaim sebelumnya oleh otoritas Inggris atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan umum 2019 di Inggris. Meskipun tidak jelas bagaimana campur tangan itu dilakukan, London sejauh ini gagal menunjukkan bukti.

Terkait dengan ancaman terhadap nyawa atau properti warga Inggris, di masa lalu Inggris mengambil tindakan terhadap Rusia atas tuduhan lain yang tidak berdasar. London menuduh Kremlin mendalangi peracunan mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury pada Maret 2018. Pada saat itu, London mengklaim bahwa Moskow diduga telah membahayakan nyawa warganya dengan tindakan yang dituduhkannya tersebut.

Kremlin dengan keras membantah tuduhan Inggris, menunjukkan bahwa London "menunjuk" para pelaku peracunan Skripal bahkan sebelum penyelidikan atas masalah tersebut dimulai. Moskow berulang kali menuntut akses ke file kasus, serta akses diplomatik ke mantan warga negaranya. Namun, kedua permintaan tersebut ditolak dalam banyak kesempatan.



Rusia juga mengecam keputusan Inggris dan sekutu Eropanya yang menampar Moskow dengan sanksi, sementara mengusir puluhan diplomat karena tuduhan yang tidak berdasar.

Wakil menteri luar negeri Inggris itu juga menyatakan keprihatinannya atas kelanjutan pembangunan pipa Nord Stream 2, yang menunjukkan bahwa hal itu mungkin merusak keamanan energi Eropa dan menghilangkan keuntungan yang menguntungkan Ukraina dari transit gas Rusia.

Pernyataannya muncul lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin meyakinkan mitra Eropa pada proyek pipa transnasional bahwa sistem transit gas Ukraina akan digunakan selama penggunaannya tetap layak secara ekonomi.



Pipa Nord Stream 2 saat ini telah selesai lebih dari 90%, tetapi baru-baru ini menghadapi tentangan kuat dari Amerika Serikat (AS), yang seperti Inggris, mengklaim proyek energi tersebut merupakan ancaman bagi keamanan energi Eropa. Beberapa negara Uni Eropa penerima pipa gas membantah keras tuduhan tersebut, menekankan bahwa pipa tersebut benar-benar merupakan proyek komersial, bukan politik.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1819 seconds (0.1#10.140)