Sejarawan: Biden Hadapi Tantangan Lebih 'Mengerikan' Dibanding Abraham Lincoln dan Roosevelt

Senin, 25 Januari 2021 - 02:30 WIB
loading...
Sejarawan: Biden Hadapi...
Presiden AS Joe Biden. FOTO/Reuters
A A A
WASHINGTON - Sejarawan telah menempatkan tantangan yang dihadapi Joe Biden saat ini setara dengan, atau bahkan lebih dari apa yang dihadapi Abraham Lincoln ketika dia dilantik pada tahun 1861 untuk memimpin sebuah negara yang terpecah ke dalam perang saudara. Atau juga dengan Franklin Delano Roosevelt, saat dia disumpah ketika terjadinya Depresi Besar di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1933.

Masa kepresidenan Lincoln, seorang Republik dan Roosevelt, seorang Demokrat merupakan cetak biru bagi para pemimpin Amerika dalam mengubah krisis menjadi peluang. Ini menarik orang melewati perpecahan partisan atau kekuatan ideologis yang dapat menghentikan kemajuan.



“Krisis menghadirkan peluang unik untuk perubahan skala besar dengan cara yang mungkin tidak terjadi pada momen biasa,” kata Lindsay Chervinsky, sejarawan presiden dan penulis “The Cabinet: George Washington and the Creation of an American Institution".

"Semakin intens krisis, semakin besar kemungkinan negara untuk mendukung seseorang untuk mencoba memperbaikinya - konsep bersatu dalam perang atau bersatu melawan ancaman bersama," sambungnya, seperti dilansir Japan Today.



Tetapi, jelasnya, dengan beberapa ukuran, Roosevelt dan Lincoln memiliki keuntungan yang tidak dimiliki Biden. Saat Roosevelt menjabat, Partai Demokrat memiliki mayoritas yang kuat di Kongres. Fakta ini membantunya berkuasa melalui agendanya yang ekspansif. Sedangkan Partai Republik di masa pemerintahan Lincoln mendapat dorongan separatis yang menyusutkan barisan lawan-lawannya di Kongres.

Biden, sementara itu, akan memiliki mayoritas Demokrat yang paling sempit di Kongres. Partai Republik, yang menghadapi krisis eksistensial yang dibuatnya sendiri setelah era Donald Trump, dan sangat tidak pasti seberapa kooperatif mereka dengan pemerintahan Biden.



Namun, Biden telah mengisyaratkan dia akan menekan Kongres secara agresif di minggu-minggu pertama, menantang anggota parlemen untuk mengesahkan paket bantuan pandemi senilai USD 1,9 triliun untuk mengatasi kesehatan masyarakat dan krisis ekonomi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1499 seconds (0.1#10.140)