Biden Siap Kembalikan Posisi AS sebagai Superpower

Jum'at, 22 Januari 2021 - 05:31 WIB
loading...
A A A
“Larangan berpegian itu tidak sesuai dengan nilai AS dan itu akan menghidupkan kembali kredibilitas AS di panggung global,” kata Bishara.

(Baca juga: Investor Terus Cermati Pemilihan Senat di Amerika Serikat )

Mengembalikan AS sebagai negara adidaya dan pemimpin dunia juga diungkapkan Biden dalam pidato pelantikannya, “renewal and resolve." Hal tersebut sekaligus menjadi beban berat Presiden ke-46 itu untuk menyembuhkan demokrasi AS di dunia yang terlihat suram dan muram.
Namun, itu semua tak akan terwujud dalam persatuan dan menyucikan kembali demokrasi di seluruh AS.

Tak banyak pesan kebijakan luar negeri yang diungkapkan Biden. Dia hanya menjamin bahwa seluruh dunia melihat apa yang dilakukannya untuk AS untuk bisa mampu kembali sebagai mitra global.

Dia pun berjanji memperbaiki aliansi dan berkerja sama dengan dunia sebagai mitra yang bisa dipercaya untuk perdamaian dan keamanan. Biden akan kembali memimpin NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) dan memulihkan pendekatan multilateral.

Di sektor perekonomian dan perubahan iklim, pemerintahan Biden akan mendorong para pemain ekonomi kembali meningkatkan kecepatan untuk meninggal ketinggalan selama empat tahun terakhir. Sinergisitas sangat diperlukan untuk memperkuat perekonomian AS. Itu tentunya juga perlu kesepakatan antara pemerintah, pengusaha, investor hingga kalangan pekerja.

“AS harus mendorong para semua pihak untuk menekan ambisi dan menunjukkan kemampuan kita untuk kembali ke panggung kepemimpinan,” kata Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS Brian Deeser dilansir Reuters.

Cara itu termasuk bagaimana AS mampu memimpin agar dunia bisa mengendalikan perubahan iklim dan tetap mendorong peningkatan ekonomi.

Pete Betts, peneliti di think tank berbasis di London, Chatham House, mengungkapkan bahwa AS akan mewujudkan janji untuk berkomitmen terhadap keuangan dalam penanganan perubahan iklim. AS selama pemerintahan Barack Obama berjanji memberikan USD3 miliar untuk Green Climate Fund, namun baru terealisasi USD1 miliar.

“AS harus menempatkan banyak uang di meja dan mendorong negara lain melakukan hal sama,” katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1485 seconds (0.1#10.140)