Kapal Pukat Rusia Tenggelam di Laut Barents yang Beku, 17 Orang Hilang

Senin, 28 Desember 2020 - 14:54 WIB
loading...
Kapal Pukat Rusia Tenggelam di Laut Barents yang Beku, 17 Orang Hilang
Kapal penyelamat Rusia beroperasi di Laut Barents. Foto/Russia Today
A A A
MOSKOW - Sebuah kapal pukat nelayan yang berbasis di Nurmansk, Rusia , tenggelam di Laut Barents yang sebagian besar kondisinya membeku, pada Senin (28/12/2020. Dari 19 orang di dalamanya, dua berhasil diselamatkan oleh kapal lain dan 17 lainnya hilang.

Kapal itu tenggelam di Laut Barents dekat Novaya Zemlya, sebuah kepulauan terpencil di Samudra Arktik. (Baca: Heboh Video Menghina Lagu Indonesia Raya, Ini Respons Malaysia )

Panggilan darurat dari kapal pukat Onega diterima oleh layanan penyelamatan lokal pada Senin pagi. Beberapa rincian telah dikonfirmasi secara resmi, termasuk kapal lain—yang kebetulan berada di sekitar—telah menyelamatkan dua dari 19 awak kapal.

Menurut laporan kantor berita TASS, kondisi cuaca yang tidak menguntungkan menyebabkan lapisan es yang berat dihantam lambung kapal bernama Onega tersebut. Suhu di dekat Novaya Zemlya sekitar 0 derajat Celcius, yang berarti hujan dapat berubah menjadi es jika bersentuhan dengan benda.

Kedua awak kapal yang diselamatkan dijemput oleh kapal pabrik sebelum mereka diliputi cuaca dingin. Keduanya mengenakan pakaian kering saat ditemukan dan dilaporkan sebagai navigator dan pelaut Onega.

Tiga kapal penyelamat khusus telah dikirim ke kawasan itu, tetapi akan memakan waktu beberapa jam untuk mencapai lokasi tersebut. (Baca juga: Rusia Dicurigai Garap Proyek 'Senjata Kiamat' yang Libatkan Virus Ebola )

Insiden itu terjadi sekitar 300 mil laut (556 km) dari Murmansk di Rusia utara, pelabuhan asal Onega. Kapal pukat itu milik pribadi dan sedang memancing di dekat Novaya Zemlya sebelum tenggelam.

Kepulauan itu terdiri dari dua pulau utama, Pulau Sevrney utara dan Pulau Yuzhny selatan. Setelah digunakan sebagai lokasi uji coba nuklir, Novaya Zemlya adalah tempat uji coba "Tsar Bomba" tahun 1961, senjata terbesar dan terkuat yang pernah diledakkan.

Menurut kantor berita RIA Novosti, cuaca di daerah itu cukup buruk untuk mencegah penggunaan pesawat untuk operasi pencarian dan penyelamatan.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1620 seconds (0.1#10.140)