Aramco Konfirmasi Serangan Rudal Houthi

Selasa, 24 November 2020 - 20:40 WIB
loading...
Aramco Konfirmasi Serangan Rudal Houthi
Aramco konfirmasi serangan rudal Houthi. Foto/Ilustrasi
A A A
RIYADH - Seorang pejabat dari perusahaan minyak Arab Saudi , Aramco, serangan rudal oleh pemberontak Yaman Houthi yang menargetkan salah satu fasilitasnya di Jeddah. Ia juga mengatakan bahwa serangan itu tidak menghentikan produksi pabrik.

Pejabat tersebut mengatakan bahwa serangan terjadi di "fasilitas kritis" yang mendistribusikan lebih dari 120.000 barel produk minyak bumi per hari. Pabrik tersebut adalah satu dari tiga yang memasok produk minyak ke Jeddah, Makkah, dan wilayah Al Baha.

Dia mengatakan bahwa kebakaran yang disebabkan oleh serangan rudal itu padam dalam waktu sekitar 40 menit dan tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut. Namun, salah satu dari 13 tangki fasilitas saat ini tidak digunakan.



"Proyektil menghantam tangki penyimpanan dari atas, mengakibatkan kerusakan besar pada atapnya, dengan lubang berukuran sekitar dua meter persegi," kata pejabat itu seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (24/11/2020).

Sebelumnya juru bicara militer Houthi mengumumkan bahwa pasukan pemberontak menembakkan rudal yang menghantam fasilitas Aramco di Jeddah. Perusahaan awalnya menolak mengomentari klaim tersebut. Seorang pejabat di Kementerian Energi Arab Saudi mengakui bahwa kebakaran telah terjadi di tangki bahan bakar di stasiun distribusi dan kobaran api telah dipadamkan tanpa cedera.

Juru bicara Houthi, Yahya Sarea, memperingatkan perusahaan yang beroperasi di Arab Saudi bahwa operasi kelompok itu akan terus berlanjut. Dia mengatakan bahwa rudal bersayap tipe Quds-2 digunakan dalam serangan yang sangat akurat.

"Serangan itu dilakukan sebagai pembalasan atas tindakan militer pimpinan Saudi di Yaman," tambahnya.(Baca juga: Raja Salman Suarakan Dukungan untuk Rakyat Yaman Lawan Houthi )

Serangan itu dikecam oleh Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, yang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan terhadap infrastruktur sipil bertentangan dengan keinginan Houthi untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun itu.

Koalisi yang dipimpin Riyadh melancarkan intervensi militer di Yaman pada Maret 2015, setelah Houthi merebut kekuasaan. Perang saudara meletus di Yaman pada akhir 2014, ketika milisi Houthi yang didukung Iran memaksa pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi keluar dari Ibu Kota Sanaa.

Koalisi yang dipimpin Arab Saudi turun tangan untuk mendukung pemerintah Hadi. Kampanye pengeboman Saudi dan blokade angkatan lautnya telah memberikan pukulan telak bagi warga sipil, yang sangat memperumit wabah kolera yang mematikan dan menempatkan ribuan keluarga di ambang kelaparan.(Baca juga: Houthi Yaman Hormat Nazi Sambil Teriak 'Matilah Amerika, Matilah Israel' )

Houthi telah mengambil tanggung jawab atas beberapa serangan rudal terhadap fasilitas minyak di Arab Saudi. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menuduh Houthi menggunakan rudal yang disediakan oleh Iran. Namun Teheran membantah terlibat dalam serangan itu.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0921 seconds (0.1#10.140)