Sentil Trump, Obama: Hanya Diktator yang Melakukan Apa Saja untuk Berkuasa

Selasa, 17 November 2020 - 21:37 WIB
loading...
Sentil Trump, Obama: Hanya Diktator yang Melakukan Apa Saja untuk Berkuasa
Mantan presiden AS Barack Obama menyentil sikap Presiden Donald Trump yang tidak menerima kekalahannya dalam pilpres. Foto/Sputnik
A A A
WASHINGTON - Mantan presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama , menyentil sikap Presiden Donald Trump yang enggan mengakui kekalahannya dalam pemilihan presiden (pilpres) . Menurut Obama, sudah waktunya bagi Trump untuk mengakui kekalahannya daripada terus berulang-ulang mengklaim terjadinya kecurangan.

"Saya pikir sudah waktunya dia untuk menyerah mungkin - sehari setelah pemilu - atau paling lambat, dua hari setelah pemilu. Jika Anda melihat angkanya secara objektif, (calon dari Partai Demokrat) Joe Biden akan menang dengan mudah," kata Obama dalam wawancara dengan CBS News di acara '60 Minutes on Sunday'.

Ia menyebut presiden AS adalah pegawai negeri yang dengan sengaja merupakan penghuni sementara sebuah kantor.



"Dan ketika waktu Anda habis maka tugas Anda adalah mengutamakan negara dan memikirkan melampaui ego Anda sendiri, dan kepentingan Anda sendiri, dan kekecewaan Anda sendiri. Saran saya kepada Presiden Trump adalah, jika Anda ingin dikenang pada tahap akhir permainan ini sebagai seseorang yang mengutamakan negara, inilah saatnya bagi Anda untuk melakukan hal yang sama," imbau Obama seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (17/11/2020).

Ketika ditanya tentang kemungkinan dampak dari klaim "kecurangan pilpres yang meluas" yang dibuat oleh tim kampanye Trump, Obama menggambarkannya sebagai satu langkah lagi dalam mendelegitimasi tidak hanya pemerintahan Biden yang akan datang, tetapi demokrasi secara umum.

Menjuluki Trump sebagai orang yang tidak suka kalah dan tidak pernah mengakui kerugian, mantan presiden AS itu menyuarakan keprihatinan tentang fakta bahwa pejabat Partai Republik lain yang elas-jelas lebih tahu akan setuju dengan situasi saat ini, namun tampaknya sedang menghibur Trump dengan mode kecurangan ini.(Baca juga: Trump: Dunia Sedang Saksikan Hancurnya Konstitusi AS )

"Itu jalan yang berbahaya. Menurut saya, selama beberapa tahun terakhir ini ada perasaan bahwa segala sesuatu berjalan dan dibenarkan untuk mendapatkan kekuasaan. Dan itu tidak hanya terjadi di Amerika Serikat," tutur Obama.

"Ada orang kuat dan diktator di seluruh dunia yang berpikir, 'Saya bisa melakukan apa saja untuk tetap berkuasa. Saya bisa membunuh orang. Saya bisa memasukkan mereka ke penjara. Saya bisa menjalankan pemilu palsu. Saya bisa menekan jurnalis.' Tapi kita seharusnya tidak menjadi seperti itu," Obama mencatat, yang ditujukan langsung kepada Trump.

Wawancara itu dilakukan ketika Obama mengatakan kepada CBS Sunday Morning bahwa Biden akan menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya dan dia mengesampingkan peran apa pun dalam pemerintahan Biden.

Meski hasil resmi pemilihan presiden AS pada 3 November lalu belum diumumkan, Biden telah menyatakan dirinya sebagai presiden terpilih dan sedang membentuk tim transisi. Trump, pada gilirannya, baru-baru ini men-tweet bahwa dia "tidak mengakui apa pun" dan bahwa dia benar-benar memenangkan pilpres.(Baca juga: Setelah Akui Biden Menang Pilpres AS, Trump Mentweet: Saya Menang! )
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1406 seconds (0.1#10.140)