Menlu Serukan Solusi Politik di Yaman dan Suriah

Sabtu, 31 Oktober 2020 - 03:31 WIB
loading...
Menlu Serukan Solusi Politik di Yaman dan Suriah
Menlu Retno Marsudi. Foto/Dok Sindonews
A A A
RIYADH - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan solusi politik adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri krisis di Timur Tengah dan mencapai perdamaian yang berkelanjutan.

“Indonesia telah belajar bahwa solusi damai hanya dapat dicapai dengan mempromosikan inklusivitas dan hubungan yang konstruktif,” katanya.

"Untuk melakukannya, kita harus menjauhkan diri dari tindakan apa pun untuk kepentingan pribadi yang akan menghambat kemajuan," sambungnya.

“Penting bagi komunitas internasional untuk terus mendukung perundingan damai,” ujarnya, mengomentari krisis di Yaman dan Suriah seperti dilansir dari Asharq Al-Awsat, Sabtu (31/10/2020).

Di sisi lain, Marsudi menggarisbawahi perlunya segera menghentikan eskalasi konflik di Laut China Selatan.

“Mengenai hubungan kami dengan Amerika Serikat dan konflik yang terjadi di Laut China Selatan saat ini, saya ingin menegaskan kembali dan menegaskan posisi kami bahwa Indonesia bukanlah pihak yang terlibat dalam konflik. Kami akan senantiasa mendukung dan menghormati prinsip-prinsip hukum internasional, khususnya Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa 1982,” tegas Retno.



Dia mencatat bahwa Indonesia mendesak semua pihak untuk mendorong dialog dan penyelesaian sengketa secara damai.

“Oleh karena itu, kami mendesak untuk segera menghentikan eskalasi konflik, karena kami harus memprioritaskan kerja sama kami untuk memerangi epidemi dan memulihkan ekonomi kami,” ucapnya.

“Saya berharap dapat bekerja dengan semua pihak untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan, sebagaimana saya telah menyampaikan pesan kami kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam banyak kesempatan, keduanya memahami dan menghormati. Sikap Indonesia,” sambungnya.(Baca juga: Bertemu Pompeo, Menlu RI Singgung Masalah Palestina )

Retno juga menyinggung terkait pertemuan G20 yang akan datang. Ia mengatakan Jakarta mengirimkan tiga pesan kepada G20, menggarisbawahi perlunya memperkuat kerja sama antar negara anggota untuk menyediakan vaksin yang adil dan terjangkau, mendukung pemulihan perdagangan dan investasi internasional, dan memberdayakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk mendukung negara-negara berkembang dalam menghadapi pandemi virus Corona.

“Sebagai forum yang mewakili sebagian besar perekonomian global, sudah saatnya G20 menunjukkan persatuan dan solidaritas melalui respon global yang terkoordinasi terhadap pemulihan ekonomi,” ujarnya.

Ditanya tentang peran Arab Saudi dalam menyukseskan kegiatan dan pertemuan negara-negara G20 di tengah pandemi Covid-19, Retno mengatakan: “Presidensi Arab Saudi dari G20 datang di tahun yang luar biasa, dengan merebaknya pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi global. Di tengah tantangan ini, kami juga menyaksikan kurangnya lingkungan yang mendukung, termasuk persaingan antara negara-negara besar, semangat kerja sama yang memburuk, dan penurunan kepemimpinan global kolektif. Itu hanya bisa diselesaikan jika kita mengesampingkan perbedaan dan meningkatkan kerja sama global. Oleh karena itu, kami memuji kepemimpinan Saudi di G20 dan upayanya dalam memastikan keberhasilan pertemuan G20 selama krisis.”(Baca juga: RI Kembali Serukan Reformasi di PBB )

Mengenai hubungan Arab Saudi dan Indonesia, Menlu mengatakan bahwa negara Monarki di Teluk itu adalah salah satu mitra penting bagi Indonesia.

“Saat kami merayakan ulang tahun ke-73 pembentukan hubungan diplomatik, kami yakin bahwa kami dapat meningkatkan kerja sama yang erat antara kedua negara, karena hubungan dekat kami melampaui konteks bilateral, melalui kerja sama di tingkat regional dan multilateral di Dewan Kerjasama Teluk, Liga Negara-negara Arab, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Konferensi Islam, Gerakan Non-Blok dan Kelompok 77,” kata Retno.

Dia menekankan bahwa Arab Saudi dan Indonesia memiliki komitmen yang sama untuk memerangi terorisme, mempromosikan citra Islam yang damai dan toleransi sejati.

“Kedua negara bekerja sama secara erat untuk meningkatkan kerja sama mereka di bidang penanggulangan terorisme, dan kerja sama yang erat ini akan menjadi kriteria untuk kerja yang lebih besar antara kedua negara di kawasan dan di forum internasional,” katanya.

“Arab Saudi dan Indonesia harus menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari masalah dalam pemberantasan terorisme dan menjaga perdamaian dunia,” ia memungkasi.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1412 seconds (0.1#10.140)