Buntut Serangan Pisau, Prancis Berstatus Siaga Tingkat Tinggi

Jum'at, 30 Oktober 2020 - 03:37 WIB
loading...
Buntut Serangan Pisau, Prancis Berstatus Siaga Tingkat Tinggi
Prancis berstatus siaga tingkat tinggi pasca serangan pisau yang menewaskan tiga orang. Foto/WSJ
A A A
PARIS - Pemerintah Prancis telah menempatkan seluruh negara dalam status siaga tingkat tinggi setelah tiga orang tewas dalam serangan yang dicurigai sebagai serangan teroris di Nice. Selain itu, polisi di Avignon juga menembak mati seorang pelaku penyerangan dalam insiden terpisah.

Perdana Menteri Prancis, Jean Castex mengumumkan, sistem peringatan keamanan nasional Vigipirate negara itu akan disetel pada "darurat serangan," tingkat tertinggi dari protokol keamanan. Media Prancis melaporkan sistem peringatan muncul dari keamanan yang ditingkatkan - risiko serangan.

Vigipirate adalah akronim Prancis untuk kewaspadaan dan perlindungan instalasi terhadap risiko serangan bom teroris, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (30/10/2020).



Castex mengutuk serangan pengecut dan barbar di Nice, dan mengatakan bahwa seluruh negeri berduka atas mereka yang terbunuh.

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut serangan pisau mematikan pada Kamis (29/10/2020) di Nice sebagai serangan teroris Islam. Hal itu diungkapkannya setelah dia terbang ke kota selatan Prancis itu pada sore hari.

Macron juga mengumumkan bahwa dia meningkatkan jumlah tentara yang berpatroli di jalan-jalan dan menjaga tempat-tempat ibadah dan sekolah dari 3.000 menjadi 7.000.(Baca juga: Macron: Serangan Pisau di Nice Serangan Teroris Islam )

Tiga orang tewas di sebuah gereja di Nice dalam sebuah serangan yang dilakukan oleh seorang pria. Tersangka meneriakkan “Allahu Akbar” sembari menggunakan pisau untuk menyerang jemaah. Belakangan, media Prancis melaporkan bahwa seorang pria bersenjatakan pisau ditembak dan dibunuh setelah berusaha menyerang polisi di kota Avignon.(Baca juga: Tiga Tewas Dalam Serangan di Gereja di Prancis, Satu Korban Dipenggal )

Insiden itu terjadi hanya satu hari setelah Menteri Dalam Negeri Prancis memperingatkan bahwa ancaman teroris di negara itu sangat tinggi.

Pemerintah Prancis telah berjanji untuk mengekang ekstremisme Islam setelah seorang guru sekolah, Samuel Paty, dipenggal oleh seorang pengungsi Chechnya yang radikal awal bulan ini. Pembunuhan Paty dianggap diprovokasi oleh keputusannya untuk menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya selama pelajaran tentang kebebasan berbicara.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1547 seconds (0.1#10.140)