Meski Bersitegang, Turki Kutuk Serangan Teror di Prancis

Kamis, 29 Oktober 2020 - 23:07 WIB
loading...
Meski Bersitegang, Turki Kutuk Serangan Teror di Prancis
Turki mengutuk serangan pisau di Gereja Notre Dame Basilica di Nice, Prancis. Foto/WSJ
A A A
ANKARA - Turki mengutuk serangan pisau di Gereja Notre Dame Basilica di Nice, Prancis . Kecaman itu disampaikan di tengah ketegangan diplomatik yang meningkat antara kedua negara.

"Kami berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Prancis melawan teror dan kekerasan," bunyi sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Turki, sambil mengutuk keras serangan itu seperti dikutip dari AP, Kamis (29/10/2020).

Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin men-tweet dalam bahasa Turki dan Prancis, menyatakan belasungkawa.

“Kami akan memerangi semua jenis teror dan ekstremisme dengan tekad dan solidaritas,” katanya.



Hubungan antara Turki dan Prancis menegang dalam beberapa bulan terakhir karena Suriah, Libya, dan Mediterania Timur. Mereka mencapai titik terendah baru setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Sabtu menuduh koleganya dari Prancis Emmanuel Macron Islamofobia dan mempertanyakan kesehatan mentalnya. Pernyataan ini mendorong Paris untuk memanggil duta besarnya dari Turki untuk konsultasi.(Baca juga: Erdogan: Macron Perlu Perawatan Mental Terkait Sikapnya pada Muslim )

Kritik Erdogan muncul setelah sikap tegas Presiden Prancis Emmanuel Macron terhadap Islamisme menyusul pemenggalan kepala seorang guru yang memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad di kelas untuk pelajaran tentang kebebasan berbicara.

Seorang penyerang dengan pisau menewaskan tiga orang, termasuk seorang wanita yang dipenggal kepalanya, di sebuah gereja di kota Nice, Prancis. Serangan itu terjadi hanya beberapa pekan setelah pemenggalan Samuel Paty,seorang guru sejarah di pinggiran kota Paris.

"Serangan itu terjadi di atau dekat gereja Notre Dame kota itu dan polisi telah menahan pelaku," kata Walikota Nice, Christian Estrosi dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya.

Estrosi dengan tegas menyatakan serangan ini adalah aksi terorisme.(Baca juga: Publik Qatar Boikot Produk Prancis: 'Ini Senjata Terkuat Kami' )

Estrosi mengatakan pelaku penyerangan di gereja di kota di Prancis itu berhasil dilumpuhkan polisi dan saat ini telah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Dia mengatakan, pelaku meneriakan "Allahu Akbar" sebelum melancarkan serangan.

Estrosi mengatakan, salah satu dari tiga orang yang tewas dalam serangan tersebut adalah penjaga gereja.

"Penyerang terus meneriakkan 'Allahu Akbar' bahkan setelah dia ditahan," kata Estrosi.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1089 seconds (0.1#10.140)