Kecam Aksi Teror di Prancis, Kemlu Pastikan WNI Aman

Kamis, 29 Oktober 2020 - 22:42 WIB
loading...
Kecam Aksi Teror di Prancis, Kemlu Pastikan WNI Aman
Kemlu mengecam aksi teror di Prancis dan memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban. Foto/Al Jazeera
A A A
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengecam aksi teror di Nice, Prancis yang mengakibatkan tiga orang meninggal dan beberapa luka-luka.

"Indonesia menyampaikan simpati dan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban," kata Kemlu dalam situsnya, Kamis (29/10/2020).

Kemlu juga mengungkapkan bahwa pihak KBRI Paris dan KJRI Marseille segera berkoordinasi dengan aparat setempat dan simpul simpul masyarakat warga negara Indonesia (WNI) termasuk PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) pasca kejadian tersebut.

"Hingga saat ini, tidak terdapat informasi adanya korban WNI dalam serangan tersebut," kata Kemlu.

Tercatat terdapat total 4.023 WNI yang menetap di Prancis dimana 25 orang diantaranya tinggal di Nice dan sekitarnya.



Sebelumnya Duta Besar Indonesia di Prancis, Arrmanantha Natsir menuturkan, pihaknya rutin untuk mengingatkan WNI di Prancis untuk selalu waspada. Aksi serangan dengan pisau kembali terjadi di Prancis, yang terbaru terjadi di kota Nice.

"Kita secara rutin mengingatkan WNI untuk selalu jaga diri dan ikuti aturan dan arahan otoritas setempat," ucap Arrmanantha kepada Sindonews.

Ketika disinggung mengenai situasi Prancis saat ini, pria yang kerap disapa Tata itu mengatakan secara umum kondisi Prancis baik dan saat ini sedang bersiap untuk lockdown kedua. "Saat ini yang menjadi banyak perhatian adalah ini (serangan dengan pisau)," ucapnya.

Terkait dengan keamanan di Prancis, Arrmanantha mengatakan bahwa paska serangan terhadap Samuel Paty, pemerintah setempat terus memingkatkan keamanan di berbagai tempat, seperti tempat ibadah dan perbelanjaan.

"Dengan kejadian tadi pagi di Nice, pemerintah kembali menaikan status tingkat keamanan," ujarnya.

Diwartakan sebelumnya seorang penyerang dengan pisau menewaskan tiga orang, termasuk seorang wanita yang dipenggal kepalanya, di sebuah gereja di kota Nice, Prancis. Serangan itu terjadi hanya beberapa pekan setelah pemenggalan Samuel Paty,seorang guru sejarah di pinggiran kota Paris.

"Serangan itu terjadi di atau dekat gereja Notre Dame kota itu dan polisi telah menahan pelaku," kata Walikota Nice, Christian Estrosi dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya.

Estrosi dengan tegas menyatakan serangan ini adalah aksi terorisme.(Baca juga: Arab Saudi Kecam Kartun Hina Nabi Tapi Tak Dukung Boikot Produk Prancis )

Estrosi mengatakan pelaku penyerangan di gereja di kota di Prancis itu berhasil dilumpuhkan polisi dan saat ini telah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Dia mengatakan, pelaku meneriakan "Allahu Akbar" sebelum melancarkan serangan.

Estrosi mengatakan, salah satu dari tiga orang yang tewas dalam serangan tersebut adalah penjaga gereja.

"Penyerang terus meneriakkan 'Allahu Akbar' bahkan setelah dia ditahan," kata Estrosi.

"Tersangka penyerangan ditembak oleh polisi, dia dalam perjalanan ke rumah sakit, dia masih hidup. Cukup sudah, sekarang waktunya bagi Prancis untuk membebaskan diri dari hukum perdamaian untuk secara definitif menghapus Islamo-fasisme dari wilayah kami," sambungnya.

Dia kemudian mengatakan para korban tewas dengan cara yang mengerikan. (Baca juga: Rouhani: Menghina Nabi Muhammad SAW Berarti Menghina Semua Muslim )
"Metodenya cocok, tanpa diragukan lagi, cara yang sama digunakan melawan guru pemberani di Conflans Sainte Honorine, Samuel Paty," ujarnya.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1460 seconds (0.1#10.140)