Pemimpin Sekte Seks NXIVM Divonis 120 Tahun Penjara

Rabu, 28 Oktober 2020 - 17:28 WIB
loading...
Pemimpin Sekte Seks NXIVM Divonis 120 Tahun Penjara
Pendiri sekte seks NXIVM, Keith Raniere, dijatuhi hukuman 120 tahun penjara. Foto/Fox News
A A A
WASHINGTON - Pendiri sekte seks NXIVM, Keith Raniere, dijatuhi hukuman 120 tahun penjara setelah pengadilan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa organisasi tersebut merawat budak seks untuk dirinya. Raniere sendiri masih mengklaim bahwa dirinya tidak bersalah.

Hakim federal Brooklyn Nicholas Garaufis juga memerintahkan Reniere untuk membayar denda sebesar USD1,72 juta dan mengatakan dia tidak menunjukkan penyesalan atas kejahatannya.

Raniere dihukum tahun lalu atas berbagai tuduhan, termasuk pemerasan, perdagangan seks, dan konspirasi kerja paksa.

"Tuan Raniere tetap tidak tergerak ... (Dia) karena itu gagal menunjukkan penyesalan," katanya.

Organisasi Raniere adalah subjek dari dua seri tahun ini, 'The Vow' dan 'Seduced: Inside the NXIVM Cult,' keduanya memberikan pandangan mendalam tentang apa yang digambarkan selama persidangan sebagai sekte seks di mana wanita dipersiapkan menjadi "budak seks" untuk Raniere dan yang lainnya dipaksa untuk merawat anggota baru serta membungkam para pembelot.

Grup tersebut menarik pengikut dari golongan orang-orang kaya dan terkenal, beberapa di antaranya telah menghadapi tuntutan pidana sendiri. Pewaris Seagram, Clare Bronfman, dijatuhi hukuman hampir tujuh tahun minggu lalu karena perannya dalam organisasi tersebut, dan aktris 'Smallville' Allison Mack sedang menunggu hukuman setelah mengaku bersalah atas tuduhan pemerasan. Dia juga dituduh merekrut sejumlah wanita ke dalam sekte tersebut.(Baca juga: Polisi Korsel Tahan Pemimpin Sekte Kristen Rahasia di Seoul )

Menurut jaksa, Raniere akan menawarkan kursus perbaikan diri pribadi di mana pengikutnya akan berjanji setia dengan cara yang aneh, termasuk wanita yang dilaporkan dicap dengan inisial namanya. Pengikutnya juga akan menyerahkan informasi rahasia pribadi yang kemudian akan digunakan untuk memeras mereka guna mendapatkan budak seks bagi Reniere. Grup ini terutama beroperasi di Albany, New York.

Beberapa korban menceritakan pengalaman mereka sebelum hukuman dijatuhkan. Namun Reniere bersikukuh bahwa dia tidak bersalah dan mengatakan mereka "berbohong."

"Mereka berbohong karena suatu alasan, dan alasan itu berasal dari saya," katanya seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (28/10/2020).

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1318 seconds (0.1#10.140)