Anak Muda Kunci Pemilu AS

Senin, 26 Oktober 2020 - 12:15 WIB
loading...
Anak Muda Kunci Pemilu AS
Joe Biden saat berfoto bersama pendukungnya di Kansas City. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Banyak orang menganggap anak muda yang tumbuh saat ini menjadi masalah bagi politik terutama partai politik. Tapi, apakah klaim itu masih berlaku pada pemilu Amerika Serikat (AS) saat ini. Jawabannya tidak!



Politik AS saat ini justru tidak ditentukan oleh generasi Baby Boomer atau generasi tua. Generasi muda AS baik milenial (kelahiran 1981-1996) dan Zoomer (kelahiran 1990-an dan 2000-an) justru menjadi kunci pemilu AS. Politik partisan juga mempengaruhi generasi muda. Namun, mereka memiliki preferensi sendiri dan mendapatkan keputusan dengan evaluasi performa dari kepemimpinan kandidat yang bertarung. (Baca: Inilah Penyabab Hati Tidak Merasakan Manisnya Iman)

Milenial dan Zoomer tidak lagi cenderung kiri, tetapi mereka adalah generasi beragam serta lebih memperhatikan estetika dibandingkan orang tua mereka. Namun, karakter mereka juga identik dengan liberalisme. Mereka juga tidak terlalu percaya dengan pencitraan seperti orang tua mereka yang terpengaruh penampilan Kennedy, Johnson dan Nixon. Mereka juga tidak peduli dengan gaya politikus seperti Ronald Reagan dan Jimmy Carter.

Jajak pendapat Axios dan SurveyMonkey-Tableau mengungkapkan, anak muda AS menolak konservatisme. Mereka menemukan kalau pemilih muda di bawah 35 tahun mendukung Biden di 40 dari 50 negara bagian. Hanya lima yang mendukung Trump. “Kalau negara bagian yang pusat pertarungan Biden-Trump seperti Arizona, Florida, Michigan, Nevada, North Carolina, Ohio, Pennsylvania, dan Wisconsin menunjukkan dukungan bagi Biden,” demikian keterangan Axios.

Biden memang tidak terlalu bergantung dengan generasi muda dibandingkan Hillary Clinton pada 2016 silam. Tapi, jika anak muda mampu berkiprah dalam memberikan suara secara sejarah pada pemilu kali ini, mereka bisa mengantarkan Demokrat menuju kemenangan.

Kepedulian terhadap masa depan AS dirasakan anak muda AS saat ini karena mereka menyadari pentingnya ikut serta pada pemilu November ini. “Generasi milenial akan bangkit pada 2018 dan 2020,” kata pakar jajak pendapat Partai Demokrat William Jordan, dilansir New York Magazine. Kematangan generasi muda AS terhadap politik dipengaruhi kepemimpinan Presiden Donald Trump. Jordan mengatakan, tingkat partisipasi anak muda akan meningkat 5-6%. (Baca juga: Kemenag Bekali Guru RA Keterampilan Psikososial di Masa Pandemi)

Jajak pendapat yang dilakukan Vice News/Ipsos menyebutkan 76 anak muda AS akan memberikan suara pada pemilu presiden mendatang. Itu justru menjadi kemkajuan besar. Jika dibandingkan dengan jajak pendapat Harvard IOP yang menunjukkan 49% anak muda akan memberikan suara.

Itu menunjukkan tingkat keikutsertaan anak muda pada pemilu 2020 akan menjadi sejarah. Apalagi, mereka menganggap upaya untuk memperbaiki sistem politik yang rusak adalah melalui pemilu. Kekhawatiran mereka adalah suara elektoral sebagai penentu kemenangan Presiden AS memang berbeda dengan suara populer.

Sementara survei yang dilakukan Politico/Morning Consult menyatakan generasi mudah akan membuat perbedaan pada pemilu AS kali ini. Itu dipengaruhi oleh sentimen anti-Trump dan ketegangan selama 2020.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1212 seconds (0.1#10.140)