Berbagai Negara Gunakan Tes Antigen untuk Hadapi Gelombang Kedua Covid

Rabu, 14 Oktober 2020 - 09:54 WIB
loading...
Berbagai Negara Gunakan Tes Antigen untuk Hadapi Gelombang Kedua Covid
Warga antre untuk tes Covid-19 di Berlin, Jerman. Foto/REUTERS
A A A
BERLIN - Berbagai negara yang berupaya mengatasi gelombang kedua Covid-19 menggunakan metode tes antigen yang lebih cepat dan murah tapi kurang akurat untuk mendeteksi kasus infeksi.

Jerman mengalami penambahan 4.122 kasus positif pada Selasa (13/10) sehingga total ada 329.453 kasus. Jerman telah mengamankan 9 juta tes antigen per bulan yang dapat memberikan hasil dalam beberapa menit dan biaya sekitar USD5,90 per tes. Itu akan mencakup lebih dari 10% populasi.

Amerika Serikat (AS) dan Kanada juga membeli jutaan alat tes. Seperti Italia yang kini membuka tender untuk 5 juta tes yang menarik tawaran dari 35 perusahaan.

Robert Koch Institute (RKI) asal Jerman sekarang merekomendasikan tes antigen untuk melengkapi tes PCR yang sudah ada. Tes antigen menjadi standar untuk mengetahui infeksi aktif di tengah keterbatasan produksi manufaktur dan kapasitas laboratorium yang sudah berlebih.

Tes PCR mendeteksi genetik pada virus sedangkan tes antigen mendeteksi protein di permukaan virus. Keduanya dapat dijadikan cara mendeteksi infeksi positif. Cara lain adalah tes antibodi yang diproduksi tubuh untuk merespon infeksi, untuk mengetahui apakah seseorang pernah terkena Covid-19 sebelumnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan lebih dari 2 juta kasus baru pekan lalu, sehingga total secara global ada 37 juta kasus, dengan lebih dari 1 juta kematian akibat Covid-19.

“Tes ini dapat membuat perbedaan besar,” ungkap Gerard Krause, direktur departemen epidemiologi di Helmholtz Centre for Infection Research, Jerman. Krause menyatakan para pasien prioritas rendah dapat diperiksa dengan tes antigen.

Tes antigen telah banyak digunakan di industri travel. Maskapai Italia, Alitalia, menawarkan penerbangan eksklusif Roma-Milan untuk para penumpang dengan tes negatif. Lufthansa asal Jerman juga telah mengumumkan rencana tes serupa. (Lihat Video: 50 Juta Vaksin Asal Inggris Dipesan Pemerintah Indonesia)

Besarnya skala pandemi membuat banyak negara kesulitan melakukan tes semua warganya. Di Amerika Serikat, ketergantungan pada mesin PCR otomatis selama musim panas membuat banyak pasien frustrasi karena harus menunggu sepekan atau lebih untuk mendapatkan hasilnya. (Baca Infografis: Di Indonesia Harga Vaksin Covid-19 Sekitar Rp200 Ribu)

Tes di Eropa juga mengalami kendala. Prancis melakukan lebih dari satu juta tes sepekan tapi kebijakan tes gratis untuk semua orang mengakibatkan antrean panjang dan menunda pengumuman hasil. Para peneliti Prancis pun mencari cara tes yang dapat memberikan hasil dalam 40 menit, tanpa menggunakan swab. (Baca Juga: Armenia: Hanya Perubahan Sikap Turki Bisa Atasi Krisis Nagorno-Karabakh)

Italia melakukan antara 800.000 dan 840.000 tes per pekan, lebih dari dua kali lipat pada April. Namun pakar menyarankan negara itu melakukan 2 juta tes per pekan untuk dapat mengalahkan virus itu.

Di Belanda, pemerintah memperbesar kapasitas laboratorium menjadi 385.000 tes pekan depan dari 280.000. Target itu hampir setengah juta tes per pekan pada Desember dan sekitar 600.000 pada Februari. Namun warga harus menunggu beberapa hari untuk tes.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1107 seconds (0.1#10.140)