Perangi Covid-19, India Ubah 20.000 Gerbong Kereta Jadi Rumah Sakit

Kamis, 09 April 2020 - 12:08 WIB
Perangi Covid-19, India Ubah 20.000 Gerbong Kereta Jadi Rumah Sakit
Perangi Covid-19, India Ubah 20.000 Gerbong Kereta Jadi Rumah Sakit
A A A
NEW DELHI - Ketika Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi memberlakukan isolasi wilayah pada 25 Maret silam, perusahaan kereta api India menghentikan layanannya hingga 14 April. Untuk pertama kalinya, India Railways pun mengubah 20.000 gerbong kereta menjadi kamar isolasi bagi pasien yang terinfeksi virus corona.

India Railways merupakan operator jaringan kereta api terbesar keempat di dunia kini telah mengoperasikan 125 rumah sakit kereta api di seluruh India. “Kini, kereta api menawarkan kamar yang bersih, bersanitasi, dan lingkungan hieginis bagi pasien untuk pemulihan dengan cepat,” kata Menteri Kereta Api India Piyush Goyal, dilansir CNN.

Dalam kondisi normal, India Railways mengoperasikan lebih dari 20.000 kereta penumpang setiap hari, baik jarak jauh maupun jarak pendek dengan 7.349 stasiun. Isolasi wilayah menjadi jalur kereta sepanjang 67.368 km tidak digunakan. Hanya kereta barang dan kargo yang masih beroperasi.

Dikarenakan terlalu banyak kereta yang tak beroperasi, para pemimpin India Railways pun berinisiatif mengubah gerbong kereta menjadi rumah sakit bergerak. Nantinya, kereta rumah sakit itu bisa digunakan untuk kondisi darurat. “Sebanyak 5.000 kamar isolasi sudah disiapkan. Kini banyak gerbong lagi yang bisa diubah menjadi rumah sakit,” kata Rajesh Dutt Bajpai, direktur eksekutif informasi dan publisitas di Dewan Perkeretaapian.

Setiap gerbong bisa menampung sekitar 16 pasien, yang dilengkapi dengan ruang perawat dan dokter. Kereta tersebut setiap saat bisa saja dikirim ke lokasi di mana rumah sakit mengalami kekurangan tempat tidur.

Dengan jumlah pasien Covid-19 yang terus bertambah, para pakar menyatakan fasilitas kesehatan di India menjadi tantangan paling berat. “Ruang isolasi di kereta merupakan inisiatif baik. Pemerintah seharusnya mempertimbangkannya,” kata Jameel, ahli virus asal India. Dia mengungkapkan, pemanfaatan kereta sebagai rumah sakit isolasi hanya solusi jangka pendek. “Itu juga bisa mendorong upaya untuk investasi dalam rangka memperbaiki infrastruktur kesehatan dan penelitian,” paparnya.

Indian Railways memang memiliki pengalaman menjalankan rumah sakit di kereta. Diluncurkan pada 1991, Lifeline Express menyediakan perawatan medis dan operasi bagi orang tua dan anak-anak. Setelah melayani selama 29 tahun, rumah sakit kereta itu juga telah menjelajah ke 19 negara bagian dan merawat lebih dari 1 juta orang.

Program tersebut karena India Railways bekerja sama dengan Impact India Foundation, Indian dan Kementerian Kesehatan India. Proyek tersebut juga didanai oleh the Institute of International Finance (IIF), lembaga amal internasional, korporasi asal India, dan berbagai miliarder.

Rumah sakit kereta itu juga bisa melaksanakan operasi katarak, permasalahan pendengaran, epilepsi, hingga operasi plastik. Lifeline Express juga dilengkapi bioskop, ruang perawatan, ruang penyembuhan, dapur, hingga akomodasi untuk staf medis.

Dalam memerangi virus korona, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi meminta 1,3 miliar rakyatnya untuk mematikan lampu selama sembilan menit pada pukul 21.00 pada Minggu lalu. Dia menyerukan persatuan rakyat India untuk memerangi virus korona. “Saya meminta rakyat melawan kegelapan Covid-19 dengan lilin dan lampu,” katanya. (Muh Shamil)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3764 seconds (0.1#10.140)