AS Rasakan Pekan Tersedih COVID-19 seperti Tragedi Pearl Harbor

Senin, 06 April 2020 - 14:22 WIB
AS Rasakan Pekan Tersedih COVID-19 seperti Tragedi Pearl Harbor
AS Rasakan Pekan Tersedih COVID-19 seperti Tragedi Pearl Harbor
A A A
WASHINGTON - Seorang tenaga medis top Amerika Serikat (AS) mengatakan negara tersebut mulai memasuki pekan-pekan tersulit dan menyedihkan akibat pandemi virus corona baru, COVID-19, dengan banyak kematian. Dia menggambarkan masa tersulit ini seperti momen tragedi Pearl Harbor bagi Amerika.

Wakil Laksamana Dr Jerome Adams, Ahli Bedah AS, mengatakan masa menyedihkan ini akan dirasakan rakyat Amerika selama dua minggu ke depan.

Data dari worldometers, pada Senin (6/4/2020) pukul 14.00 WIB, menunjukkan ada 336.851 kasus COVID-19 di Amerika dengan 9.620 kematian. Sejauh ini 17.977 pasien berhasil disembuhkan.

"Ini akan menjadi momen Pearl Harbor kami, momen 9/11 kami, hanya saja ini tidak akan dilokalisasi, ini akan terjadi di seluruh negara," kata Adams, seperti dikutip Fox News.

Dr Adams mengkritik para gubernur, terutama dari Partai Republik, yang belum memerintahkan penutupan wilayah.

Sejauh ini Arkansas, Iowa, Nebraska, North Dakota dan South Dakota tidak memiliki perintah lockdown atau pun penutupan wilayah. Sedangkan Utah, Wyoming, Oklahoma, dan North Carolina tidak memiliki perintah penutupan di seluruh negara bagian.

Delapan dari sembilan negara bagian dijalankan oleh gubernur dari Partai Republik dengan North Carolina sebagai satu-satunya pengecualian.

AS mencatat 1.497 kematian harian akibat virus corona dalam 24 jam terakhir. Kematian harian ini merupakan yang tertinggi di negara mana pun selama pandemi COVID-19.

"Jika kita ingin meratakan kurva itu dan melewati sisi lain, semua orang perlu melakukan bagian mereka," kata Adams.

"Jika Anda tidak bisa memberi kami 30 hari, gubernur, beri kami seminggu, beri kami apa yang Anda bisa, jadi kami tidak membanjiri sistem perawatan kesehatan kami."

Ketika angka kematian terus melonjak, puluhan ribu wanita yang putus asa telah dilarang melakukan aborsi, di mana beberapa negara menggolongkan prosedur ini sebagai tidak esensial.

Sementara itu, Presiden Donald John Trump menyampaikan ekspektasinya pada hari Minggu bahwa Amerika Serikat melihat "peningkatan level" dari krisis virus corona di beberapa titik panas dengan mengutip penurunan angka kematian sejak Sabtu di New York.

"Kami melihat cahaya di ujung terowongan. Banyak hal terjadi," kata Trump kepada wartawan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5118 seconds (0.1#10.140)