Heboh Dokumen Intelijen Lima Mata, Pakar Corona China Bantah Membelot

Minggu, 03 Mei 2020 - 19:50 WIB
loading...
Heboh Dokumen Intelijen...
Shi Zhengli, ilmuwan corona yang dijuluki bat woman China. Foto/IB Times
A A A
BEIJING - Shi Zhengli, seorang ilmuwan virus corona yang dijuluki "bat woman" China membantah telah membelot dengan menyodorkan data yang dikumpulkan aliansi intelijen Five Eyes atau Lima Mata.

Dokumen aliansi intelijen Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru yang bocor itu menunjukkan bagaimana China sengaja menyembunyikan atau menghancurkan bukti wabah virus corona baru (COVID-19), yang mengakibatkan ratusan ribu orang meninggal di seluruh dunia.

Informasi yang telah menyebar di media sosial selama 48 jam terakhir berisi klaim bahwa Shi Zhengli dan keluarganya melarikan diri dari China, membawa ratusan dokumen rahasia ke Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Paris.

Namun, Shi, seorang ilmuwan terkenal yang meneliti virus corona baru, telah menulis di WeChat—sebuah layanan pesan China—pada hari Sabtu bahwa dia dan keluarganya belum meninggalkan negaranya.

"Semuanya baik-baik saja untuk keluarga saya dan saya, teman-teman terkasih!," tulis Shi. Dia juga mem-posting sembilan foto kehidupan terakhirnya. (Baca: Intelijen Lima Mata Tunjukkan Bagaimana China Tipu Dunia soal COVID-19 )

"Tidak peduli betapa sulitnya hal itu, itu (membelot) tidak akan pernah terjadi. Kami tidak melakukan kesalahan. Dengan keyakinan yang kuat dalam sains, kita akan melihat hari ketika awan bubar dan matahari bersinar," lanjut Shi, seperti dikutip Fox News, Minggu (3/5/2020).

The Global Times, sebuah media nasionalistik yang diterbitkan dengan persetujuan Partai Komunis China, pertama kali melaporkan pernyataan publik Shi. Terlepas dari hubungan surat kabar dengan partai yang berkuasa, laporan tersebut juga telah diterbitkan oleh South China Morning Post, The Week, dan International Business Times.

Shi adalah seorang ahli virus terkenal, terkenal karena karyanya dengan virus corona kelelawar di labortoriumnya di Institut Virologi Wuhan (WIV). Dia menemukan reservoir kelelawar alami untuk patogen SARS yang menyebar di China selatan dari tahun 2002 hingga 2003.

Rumor pada pertengahan April menyatakan bahwa Shi telah "diberangus" oleh pemerintah setelah wabah pertama kali muncul.

Shi telah berada di bawah pengawasan ketat di tengah kekhawatiran bahwa virus itu berasal dari laboratorium Wuhan. Pada 2 Februari, Shi mem-posting tulisan berbunyi; "Saya berjanji dengan hidup saya bahwa virus itu tidak ada hubungannya dengan laboratorium". Posting itu dibuat dalam menanggapi sebuah artikel tentang asal-usul pandemi COVID-19.

Intervensinya datang setelah muncul bocoran dokumen penelitian yang disusun oleh aliansi intelijen Five Eyes. Bocoran dokumen itu menyatakan bahwa China dengan sengaja menyembunyikan atau menghancurkan bukti wabah COVID-19, yang menyebabkan hilangnya ratusan ribu jiwa di seluruh dunia,

Dokumen setebal 15 halaman dari aliansi badan intelijen Five Eyes diperoleh oleh surat kabar Saturday Telegraph Australia. Dokumen itu menyatakan bahwa kerahasiaan China sama dengan "serangan terhadap transparansi internasional."
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1476 seconds (0.1#10.140)