Belum Ada Tanda-Tanda Puncak Pandemi, Krisis Covid-19 India Memburuk

Selasa, 08 September 2020 - 13:15 WIB
loading...
Belum Ada Tanda-Tanda Puncak Pandemi, Krisis Covid-19 India Memburuk
Warga mengenakan masker wajah saat melakukan perjalanan dengan kereta komuter yang sepi penumpang setelah kembali beroperasi di tengah peningkatan jumlah kasus corona di New Delhi. Foto/Reuters
A A A
NEW DELHI - Kasus infeksi virus corona (Covid-19) di India semakin memburuk dan memicu kekhawatiran banyak pihak mengenai kesiap-siagaan para petugas medis. Kasus corona di India melonjak melewati 4,2 juta kemarin sehingga mengambil alih posisi Brasil sebagai negara dengan jumlah kasus tertinggi kedua di dunia.

Dengan 4.204.613 kasus infeksi virus corona, India memiliki hampir 70.000 kasus Covid-19 lebih banyak dibandingkan Brasil. India , dengan rekor kasus harian Covid-19 sebanyak 90.802 kasus juga memiliki beban kasus virus korona yang tumbuh paling cepat. (Baca: PSG Ingin Jadikan Lionel Messi Trisula Mematikan)

Sementara Amerika Serikat, dengan lebih dari enam juta kasus, tetap menjadi negara yang paling parah terkena dampak wabah corona. Namun demikian, tingkat kematian akibat corona di India sejauh ini relatif rendah, tetapi negara itu telah mencatat lebih dari 1.000 kematian per hari dalam lima hari terakhir. Kementerian kesehatan India mengatakan 1.016 orang meninggal karena COVID-19, sehingga total kematian menjadi 71.642 kasus.

Para pakar mengungkapkan, belum ada tanda-tanda puncak kasus corona di India, baik di New Delhi atau pun Mumbai. Apalagi, banyak kawasan di India yang memiliki keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan.

“Tantangan semakin berat saat ini,” kata Rajib Dasgupta, pakar kesehatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, kepada Reuters. “Kasus korona di kawasan kota menunjukkan penurunan, justru di pedesaan yang terus menurun,” paparnya.

India mengungkapkan, kenaikan jumlah kasus merefleksikan efektivitas tes Covid-19 . India telah melakukan pengujian sebanyak 10 juta orang setiap harinya. Selain itu, jumlah pasien yang sembuh juga menunjukkan kenaikan. Tingkat pelacakan dan perawatan pasien juga bekerja dengan baik. New Delhi mengklaim, situasi saat ini sudah bisa dikendalikan. (Baca juga: Gegara Resesi, Singapura Tak Ramah Pada TKA)

Jumlah komuter di New Delhi juga menunjukkan peningkatan seiring dengan layanan kereta yang sudah kembali normal. Restoran dan bar juga kembali di buka di New Delhi. Layanan kereta di Ahmedabad juga sudah mulai beroperasi setelah mengalami penutupan selama enam bulan.

Pakar virus Shahid Jameel, pemimpin Wellcome Trust/DBT India Alliance, mengungkapkan kunci utama tingkat pertumbuhan kasus corona menunjukkan hal yang membahayakan. “Selama dua pekan terakhir, rata-rata peningkatan kasus mencapai 65.000 per hari hingga 83.000 kasus per hari,” kata Jameel.

Sementara itu, kasus virus corona mengalami peningkatan di 22 dari 50 negara bagian di Amerika Serikat (AS). Itu mengkhawatirkan karena warga AS sudah mulai kembali normal menjalani berbagai pesta dan berkumpul dengan keluarga menjelang akhir musim panas. Sebagian besar 22 kasus di negara bagian yang meningkat umumnya bukan wilayah dengan penduduk padat. (Baca juga: Bisnis Esek-Esek Terancam Tinggal Cerita Gara-Gara Teledildonik)

Kasus korona mengalami peningkatan tajam di Hawaii, Illinois dan South Dakota. South Dakota mengalami kenaikan tajam dalam dua pekan terakhir mencapai 126% dengan kasus baru mencapai 3.700 kasus. Petugas kesehatan mengatakan, itu berkaitan ribuan pemotor yang memadati Sturgin, South Dakota pada pawai tahunan di Agustus lalu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1561 seconds (0.1#10.140)