Membeludak, Rumah Sakit AS Kewalahan Tangani Pasien Covid-19

Jum'at, 27 Maret 2020 - 08:45 WIB
Membeludak, Rumah Sakit AS Kewalahan Tangani Pasien Covid-19
Membeludak, Rumah Sakit AS Kewalahan Tangani Pasien Covid-19
A A A
NEW YORK - Seorang dokter di Kota New York, Amerika Serikat (AS) mengaku kewalahan menangani pasien Covid-19 setelah angkanya membeludak mencapai 1.000 orang. Seperti dilansir CNN, dia menolak mengungkapkan identitasnya atas alasan keamanan dan mengaku rumah sakit (RS) di AS tidak siap menangani wabah tersebut.

“Semuanya kacau balau,” kata dokter tersebut. Dia lalu menggambarkan kondisi pasien yang telantar di RS dan tidak mendapatkan penanganan medis. RS tempat dia bekerja telah kebanjiran pasien setidaknya sejak dua pekan terakhir. Saat ini jumlah pasien yang positif terinfeksi Covid-19 di New York melebihi 300 orang.

Dokter tersebut melanjutkan bahwa RS di New York tidak memiliki mesin dan kamar yang memadai untuk menampung dan merawat pasien dalam jumlah besar. Dia mengaku tak percaya semua ini terjadi di New York, salah satu kota termaju dan termodern di dunia. Dia tampak kecewa dengan persiapan di sana.

Awalnya, pasien yang datang berobat ke RS tempat dia bekerja berusia sekitar 70 tahunan. Namun, beberapa pekan terakhir, jumlah pasien yang berkunjung bertambah dan bervariatif tanpa memandang usia, ras, atau latar sosial. Dia juga menyesalkan sikap masyarakat yang amat menganggap remeh virus tersebut.

Ahli kesehatan publik di AS, termasuk dr Jerome Adams, memperingatkan pemerintah setempat bahwa kondisi AS dapat menjadi seperti di Italia jika tidak diantisipasi. Dia menilai situasinya sudah memasuki darurat dan memerlukan tindakan segera, sebab ratusan nyawa manusia sedang dipertaruhkan di New York.

“Kenyataan yang kami lihat di lapangan, terutama di ruang gawat darurat, sungguh menyedihkan,” ujar dr Craig Spencer, direktur Global Health Emergency Medicine New York. “Pekan lalu hanya ada satu-dua pasien Covid-19, tapi kini hampir setiap pasien yang saya rawat adalah pasien Covid-19. Semuanya kritis.” Otoritas terkait New York mendorong RS untuk meningkatkan kapasitas. Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan saat ini New York sedang membangun sebuah RS baru berkapasitas 1.000 kamar di Javits Center. Selain itu, ribuan dokter dan perawat yang baru saja pensiun di minta kembali bekerja.

Saat ini pasien kritis di RS memerlukan ventilator. Menurut Cuomo, New York telah membeli 7.000 ventilator untuk menambah 4.000 ventilator yang sudah ada. Gedung Putih juga menyatakan New York telah menerima 2.000 mesin itu dari luar negeri. Namun, New York sendiri memerlu kan 30.000 ventilator.

Strategic National Stocpile menyatakan telah memiliki sekitar 16.660 ventilator sebelum wabah Covid-19. Seluruh ventilator itu didistribusikan secara bertahap. “Wabah seperti ini selalu terjadi di luar kemampuan, tak terkecuali di negara mana pun di dunia. Karena itu, kita harus tegas,” kata dr Anthony Fauci. (Muh Shamil)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4371 seconds (0.1#10.140)