Angka Kecelakaan Meningkat Tajam, Keselamatan Pejalan Kaki di AS Buruk

Sabtu, 29 Februari 2020 - 14:16 WIB
Angka Kecelakaan Meningkat Tajam, Keselamatan Pejalan Kaki di AS Buruk
Angka Kecelakaan Meningkat Tajam, Keselamatan Pejalan Kaki di AS Buruk
A A A
WASHINGTON - Angka kecelakaan lalu lintas di Amerika Serikat (AS) meningkat tajam. Bukan hanya karena alkohol dan narkoba, tapi juga oleh ponsel pintar atau smartphone. Sebanyak 6.590 pejalan kaki tewas di tepi jalan raya pada tahun lalu, tertinggi sejak 1988.

Laporan itu dikeluarkan langsung Governors Highway Safety Association (GHSA) yang menggunakan rekam data State Highway Safety Office di seluruh 50 negara bagian. Menurut GHSA, jumlah pejalan kaki di AS yang tewas pada 2019 naik sekitar 5% dibandingkan setahun sebelumnya yang mencapai 6.227 orang.

“Dalam 10 tahun terakhir, jumlah pejalan kaki yang tewas di negeri kami (AS) di jalan raya meningkat lebih dari 50%,” kata Direktur Eksekutif GHSA, Jonathan Adkins, dalam siaran pers di situs ghsa.org. “Tren ini menunjukkan kami perlu mengidentifikasi area berisiko tinggi dan mengalokasikan dana di sana.”

Sekitar 17% dari keseluruhan kecelakaan di jalan raya pada 2019 terjadi di kalangan pejalan kaki, naik dari 12% pada 2009. Ketika kecelakaan pejalan kaki meningkat signifikan, kecelakaan lalu lintas lain hanya naik 2%. Namun, angka kematian selama enam bulan awal 2019 berkurang 3,4% daripada awal 2018.

Meski teknologi di AS sudah maju, penerapannya hanya fokus melindungi pengendara. GHSA menyatakan para pejalan kaki sangat rawan mengalami luka serius atau fatal yang berujung pada kematian ketika tertabrak kendaraan bermotor. Karena itu, pemerintah AS perlu mengambil tindakan nyata.

Beberapa saran yang ditawarkan GHSA ialah peningkatan penerangan di jalan raya sehingga kendaraan dan pedestrian dapat melihat lebih jelas. Selain itu, keamanan dan keselamatan di area persimpangan juga perlu diperbaiki. Sebab, sebagian besar kecelakaan terjadi pada malam hari, yakni mencapai sekitar 90%.

Kebiasaan berkendara sambil mabuk, mengantuk, ngebut, atau bermain smartphone juga disebut GHSA perlu dihindari karena meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Faktanya, alkohol dan smartphone disebut menjadi penyebab utama dari total kecelakaan yang terjadi, baik oleh pengendara atau pejalan kaki.

“Setiap tahun ribuan pejalan kaki meninggal dunia di trotoar,” kata analisis data dan penulis laporan tersebut, Richard Retting dari Sam Schwartz Consulting. “Setelah 30 tahun mengalami penurunan, kini kembali lagi mengalami peningkatan. Pejalan kaki telah menjadi korban terbesar dalam kecelakaan lalu lintas.”

Meski secara nasional memprihatinkan, sebagian negara bagian di AS berhasil mengatasi isu tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Sedikitnya 20 dari 50 negara bagian AS mengalami penurunan angka kematian pejalan kaki akibat kecelakaan lalu lintas. Enam negara bagian bahkan turun sebanyak dua digit.

Jumlah kematian pejalan kaki juga meningkat di Michigan. Polisi lokal Miguel Gomez mengaku jarang mendengar kabar baik ketika pejalan kaki tertabrak. “Setiap kali seorang pejalan kaki dilaporkan tertabrak, perasaan saya jadi tidak enak karena korban pasti tidak bertahan hidup,” katanya, dilansir WNEM.

Gomez telah mengabdi kepada masyarakat lokal selama 26 tahun dan bukan sekali dua kali menyelidiki kasus kecelakaan yang menimpa pejalan kaki. Gomez mengaku selalu menasihati pejalan kaki agar berhati-hati saat menyeberang. Pekan lalu seorang lelaki tewas tertabrak di persimpangan di Saginaw County.

“Kita tidak boleh berasumsi pengendara mobil dapat melihat kita,” ujar Gomez. “Jika kita mengenakan pakaian serba gelap di tengah malam, kita perlu berjalan berlawanan arah sehingga pengendara mobil dapat melihat kita. Kami hanya dapat menurunkan angka kematian pejalan kaki jika semuanya bekerja sama.”

Beberapa pekan lalu para pemimpin transportasi dari 140 negara di dunia telah menggelar pertemuan untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas di Stockholm, Swedia. Mereka berharap angka kecelakaan lalu lintas akan terhapus pada 2050. Seluruh negara yang hadir menyetujui deklarasi tersebut, kecuali AS.

Salah satu negara yang berhasil mengurangi angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas hingga ke titik nol ialah Finlandia. Seluruh kecelakaan rata-rata terselamatkan bantalan pagar di tepi trotoar. Selain itu, pengendara di Finlandia tidak pernah mabuk atau berkendara dengan kecepatan di atas 60 kilometer per jam. (Muh Shamil)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3335 seconds (0.1#10.140)