8 Negara Pemilik Mineral Tanah Langka Terbesar di Dunia, Harta Karun yang Diincar AS
loading...

Ada 8 negara pemilik mineral tanah langka terbesar di dunia. Mineral ini diincar AS untuk kelangsungan industri militernya. Foto/Nasdaq
A
A
A
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) sangat menginginkan "harta karun" mineral tanah langka (rare-earth elements) untuk kelangsungan industri militer dan teknologi canggihnya. Sumber terbanyak dari mineral ini ada di delapan negara.
Mineral tanah langka adalah sekelompok 17 unsur kimia yang memiliki sifat-sifat kimia yang mirip.
Unsur-unsur tersebut adalah Scandium (Sc), Yttrium (Y), dan 15 unsur Lantanida; Lanthanum (La), Cerium (Ce), Praseodymium (Pr), Neodymium (Nd), Promethium (Pm), Samarium (Sm), Europium (Eu), Gadolinium (Gd), Terbium (Tb), Dysprosium (Dy), Holmium (Ho), Erbium (Er), Thulium (Tm), Ytterbium (Yb), dan Lutetium (Lu).
Baca Juga: AS Inginkan Mineral Tanah Langka, Ukraina Minta Jet Tempur Siluman F-35
Nama "langka" sebenarnya merujuk pada kelangkaan mereka dalam bentuk murni, bukan kelangkaan secara umum di kerak bumi.
Logam tanah langka memiliki sifat magnetik dan konduktif, yang menjadikannya penting dalam berbagai aplikasi teknologi.
Logam tanah langka digunakan dalam berbagai perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, speaker, dan baterai. Selain itu, juga dimanfaatkan dalam sektor kesehatan, otomotif, penerbangan, industri militer, dan juga pengembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
8. Greenland—wilayah otonomi Denmark (1,5 juta metrik ton)
"Mineral tanah langka termasuk mineral penting yang sangat penting bagi teknologi canggih, seperti chip semikonduktor, energi bersih dan teknologi penyimpanan energi, serta sistem pertahanan," kata Jane Nakano, peneliti Keamanan Energi dan Perubahan Iklim di Pusat Studi Strategis dan Internasional, kepada Newsweek.
China telah mendominasi kepemilikan "harta karun" tersebut, membuat banyak negara—termasuk AS—bergantung pada Beijing selama puluhan tahun.
Beijing telah menggunakan kekayaan mineral tanah langka sebagai "kartu" untuk mengalahkan Amerika dalam berbagai persaingan. Contoh sederhananya, jika China membatasi atau bahkan melarang ekspor mineral tanah langkanya, maka industri militer Amerika termasuk jet tempur siluman F-35 bisa terancam.
"Selama hampir 40 tahun, AS semakin bergantung pada China untuk [mineral] tanah langka mentah maupun olahan. Ketergantungan ini muncul karena AS memilih untuk tidak melakukan penambangan dan pemurnian dalam negeri, karena tidak mau menanggung biaya investasi dan lingkungan yang signifikan," kata Ryan Kiggins, seorang profesor ilmu politik di University of Central Oklahoma.
"Tingkat ketergantungan ini memberi China pengaruh yang sangat besar atas AS dalam konflik apa pun, baik perdagangan, militer, maupun politik."
Eldur Ólafsson, CEO perusahaan pertambangan Amaroq yang berfokus pada Greenland, mengatakan kepada Newsweek: "Potensi mineral Greenland yang besar merupakan peluang bagi Barat untuk mengamankan pasokan mineral penting yang penting—yang dibutuhkan untuk baterai, pengembangan industri, dan infrastruktur AI—dan mengurangi ketergantungan pada China."
Presiden AS Donald Trump telah mengincar mineral tanah langka Ukraina sebagai imbalan atas bantuan militer Amerika kepada Kyiv selama perangnya melawan Moskow.
Hanya saja, belum diketahui berapa banyak deposit mineral tanah langka yang dimiliki Ukraina. Masalah lainnya adalah "harta karun" itu kemungkinan justru berada di wilayah-wilayah yang telah dikuasai Rusia, yakni Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia.
Apa Itu Mineral Tanah Langka dan Untuk Apa?
Mineral tanah langka adalah sekelompok 17 unsur kimia yang memiliki sifat-sifat kimia yang mirip.
Unsur-unsur tersebut adalah Scandium (Sc), Yttrium (Y), dan 15 unsur Lantanida; Lanthanum (La), Cerium (Ce), Praseodymium (Pr), Neodymium (Nd), Promethium (Pm), Samarium (Sm), Europium (Eu), Gadolinium (Gd), Terbium (Tb), Dysprosium (Dy), Holmium (Ho), Erbium (Er), Thulium (Tm), Ytterbium (Yb), dan Lutetium (Lu).
Baca Juga: AS Inginkan Mineral Tanah Langka, Ukraina Minta Jet Tempur Siluman F-35
Nama "langka" sebenarnya merujuk pada kelangkaan mereka dalam bentuk murni, bukan kelangkaan secara umum di kerak bumi.
Logam tanah langka memiliki sifat magnetik dan konduktif, yang menjadikannya penting dalam berbagai aplikasi teknologi.
Logam tanah langka digunakan dalam berbagai perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, speaker, dan baterai. Selain itu, juga dimanfaatkan dalam sektor kesehatan, otomotif, penerbangan, industri militer, dan juga pengembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
8 Negara Pemilik Mineral Tanah Langka Terbesar di Dunia
1. China (44 juta metrik ton)
2. Brasil (21 juta metrik ton)
3. India (6,9 juta metrik ton)
4. Australia (5,7 metrik ton)
5. Rusia (3,8 juta metrik ton)
6. Vietnam (3,5 juta metrik ton)
7. Amerika Serikat (1,9 juta metrik ton)
8. Greenland—wilayah otonomi Denmark (1,5 juta metrik ton)
"Mineral tanah langka termasuk mineral penting yang sangat penting bagi teknologi canggih, seperti chip semikonduktor, energi bersih dan teknologi penyimpanan energi, serta sistem pertahanan," kata Jane Nakano, peneliti Keamanan Energi dan Perubahan Iklim di Pusat Studi Strategis dan Internasional, kepada Newsweek.China telah mendominasi kepemilikan "harta karun" tersebut, membuat banyak negara—termasuk AS—bergantung pada Beijing selama puluhan tahun.
Beijing telah menggunakan kekayaan mineral tanah langka sebagai "kartu" untuk mengalahkan Amerika dalam berbagai persaingan. Contoh sederhananya, jika China membatasi atau bahkan melarang ekspor mineral tanah langkanya, maka industri militer Amerika termasuk jet tempur siluman F-35 bisa terancam.
"Selama hampir 40 tahun, AS semakin bergantung pada China untuk [mineral] tanah langka mentah maupun olahan. Ketergantungan ini muncul karena AS memilih untuk tidak melakukan penambangan dan pemurnian dalam negeri, karena tidak mau menanggung biaya investasi dan lingkungan yang signifikan," kata Ryan Kiggins, seorang profesor ilmu politik di University of Central Oklahoma.
"Tingkat ketergantungan ini memberi China pengaruh yang sangat besar atas AS dalam konflik apa pun, baik perdagangan, militer, maupun politik."
Eldur Ólafsson, CEO perusahaan pertambangan Amaroq yang berfokus pada Greenland, mengatakan kepada Newsweek: "Potensi mineral Greenland yang besar merupakan peluang bagi Barat untuk mengamankan pasokan mineral penting yang penting—yang dibutuhkan untuk baterai, pengembangan industri, dan infrastruktur AI—dan mengurangi ketergantungan pada China."
Presiden AS Donald Trump telah mengincar mineral tanah langka Ukraina sebagai imbalan atas bantuan militer Amerika kepada Kyiv selama perangnya melawan Moskow.
Hanya saja, belum diketahui berapa banyak deposit mineral tanah langka yang dimiliki Ukraina. Masalah lainnya adalah "harta karun" itu kemungkinan justru berada di wilayah-wilayah yang telah dikuasai Rusia, yakni Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia.
(mas)
Lihat Juga :