Perang Idlib Suriah Memanas, 29 Tentara Turki Tewas

Jum'at, 28 Februari 2020 - 08:37 WIB
Perang Idlib Suriah Memanas, 29 Tentara Turki Tewas
Perang Idlib Suriah Memanas, 29 Tentara Turki Tewas
A A A
IDLIB - Sebanyak 29 tentara Turki tewas dalam serangan udara di Provinsi Idlib, wilayah yang dilanda perang sengit di Suriah. Pejabat pemerintah Presiden Tayyip Erdogan menuduh serangan udara mematikan itu diluncurkan oleh tentara rezim pemerintah Presiden Bashar al-Assad.

"Di Idlib, angkatan bersenjata Turki menjadi sasaran serangan unsur-unsur rezim dalam serangan udara," kata Gubernur Provinsi Hatay Rahmi Dogan kepada wartawan pada Kamis (27/2/2020) malam. Hatay merupakan privinsi di Turki yang berbatasan dengan Idlib.

Laporan awal mengatakan ada sembilan tentara Ankara yang tewas. Namun, beberapa menit kemudian jumlah korban tewas direvisi menjadi 29 orang. Data korban tewas itu dilaporkan kantor berita Anadolu pada hari Jumat (28/2/2020) yang mengutip gubernur Hatay.

Laporan media itu juga menyebutkan banyak tentara Turki yang terluka dalam serangan udara tersebut. Namun, jumlah pastinya tidak dirinci.

Pernyataan Dogan muncul di tengah pertemuan tingkat tinggi keamanan Turki yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Laporan lain yang beredar di media sosial hari Kamis—yang belum bisa diverifikasi—mengklaim lusinan tentara Turki tewas dalam serangan udara Rusia.

Berbicara kepada Anadolu, Dogan menekankan bahwa tidak ada kekurangan darah di rumah sakit, tempat para korban luka dirawat. Menurutnya, para petugas medis telah mengambil semua intervensi yang diperlukan untuk merawat para korban luka.

"Turki merespons rezim (Suriah) yang telah menodongkan senjata ke tentara kita," kata juru bicara Erdogan, Fahrettin Altun, kepada wartawan pada hari Jumat. Menurutnya, militer Ankara telah meluncurkan serangan udara dan artileri terhadap target-target rezim Suriah.

Altun bahkan menggambarkan peristiwa di Idlib sebagai genosida, dengan mengatakan Turki sekarang akan memungkinkan pengulangan apa yang terjadi di Rwanda dan Bosnia di Idlib. "Darah prajurit heroik kita tidak akan ditinggalkan di tanah," kata Altun. "Kegiatan kami di Suriah akan berlanjut."

Menurut laporan Anadolu, pejabat Turki telah menghubungi Sekretaris Jenderal NATO dan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) sehubungan dengan peristiwa di Idlib.

Situasi di Idlib—benteng terakhir pemberontak yang tersisa di Suriah—terus memanas dalam beberapa pekan terakhir, di mana rezim Damaskus meningkatkan serangan ofensifnya terhadap kelompok militan untuk merebut kembali kota-kota strategis di provinsi tersebut.

Serangan ofensif itu mendorong militer Turki untuk mengirim ribuan pasukan dan perangkat kerasnya untuk mendukung kelompok militan yang oleh Ankara dianggap sebagai pemberontak moderat.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3751 seconds (0.1#10.140)