Menlu Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Palestina di Jenewa

Rabu, 26 Februari 2020 - 01:27 WIB
Menlu Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Palestina di Jenewa
Menlu Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Palestina di Jenewa
A A A
JENEWA - Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, melakukan sembilan pertemuan bilateral di sela-sela Sidang Dewan HAM PBB (High Level Segment of the Human Rights Council) di Markas Besar PBB Jenewa, Swiss.

“Hari ini saya bertemu dengan rekan saya dari Belanda, Swedia, Palestina, Denmark, Ukraina, Arab Saudi dan Norwegia. Saya juga bertemu dengan Dirjen WHO dan Komisioner Tinggi HAM,” urai Menlu di sela-sela kehadirannya di Sidang Dewan HAM PBB dalam rilis yang diterima Sindonews, Rabu (26/2/2020).

Retno menjelaskan bahwa selain membahas berbagai isu kerja sama bilateral Indonesia dan negara sahabat, berbagai isu di kawasan dan global yang menjadi kepentingan bersama juga menjadi pembahasan. Dari berbagai isu, setidaknya terdapat 3 isu utama.

Pertama, peningkatan kerja sama ekonomi. Retno menekankan pentingnya memfokuskan pada kerja sama ekonomi di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia saat ini akibat berbagai isu termasuknya merebaknya virus Covid 19.

“Akses pasar bagi produk pertanian dan perkebunan Indonesia khususnya ke negara-negara pasar potensial non tradisional Indonesia terus dibuka,” jelas Retno.

Secara khusus, dengan Belanda, Retno membahas rencana kunjungan Raja Belanda pada bulan Maret 2020 ke Indonesia yang diikuti oleh sejumlah pengusaha negara tersebut.

“Kami membahas berbagai proyek kerja sama ekonomi yang akan disepakati sebagai hasil konkrit kunjungan,” ungkap Retno.

Kedua, dukungan dunia terhadap perjuangan Palestina pasca pengumuman rencana perdamaian yang digagas Amerika Serikat. Retno kembali menegaskan pentingnya semua negara mendukung semua parameter internasional yang telah disepakati dalam upaya penyelesaian konflik Palestina dan Israel.

“Perlunya dibukanya kembali proses perundingan yang didukung oleh semua negara untuk mencari solusi yang lestari berdasarkan prinsip two state solution” ujar Retno.

“Ketiga, pemberdayaan peran perempuan dalam perdamaian. Dengan sahabat saya Menlu Swedia dan Norwegia, sesama Menlu perempuan, saya secara khusus membahas pemberdayaan perempuan dalam mendorong perdamaian dan toleransi,” ucap Retno.

“Upaya Indonesia dalam pemberdayaan kontribusi perempuan dalam perdamaian tidak berhenti pada tingkat nasional, namun juga dilakukan pada tingkat kawasan dan dunia,” imbuhnya.

“Saya menyampaikan rencana pembentukan Southeast Asia Network of Woman Peace Negotiations and Mediators dan Indonesia-Afghanistan Women Networks yang akan masing-masing diluncurkan pada Juni dan Maret 2020 ini,” lanjut Retno.

Di sela-sela kehadiran di Sidang HAM PBB, Retno juga bertemu dengan Komisioner Tinggi HAM (KTHAM), Michelle Bachelet. KTHAM secara khusus mengucapkan selamat kepada Indonesia atas keanggotaannya di dua forum penting secara bersamaan, yaitu Dewan HAM dan DK PBB. Selain itu KTHAM juga mengapresiasi peran Indonesia dalam upaya mendorong penyelesaian isu di Rakhine.

Berbagai isu penting juga didiskusikan, mulai dari program Indonesia selama menjadi anggota di Dewan HAM PBB, hingga potensi kerja sama teknis dan penguatan kapasitas antara Indonesia dengan KTHAM atau kerja sama trilateral antara Indonesia, KTHAM dan negara lain yang memerlukan.

“Kolaborasi bersama di tingkat nasional, regional maupun global termasuk dalam kerangka ASEAN sangat penting untuk mendorong promosi dan proteksi HAM,” tutup Retno.

High Level Segment Dewan HAM merupakan pertemuan puncak Dewan HAM PBB dan dihadiri oleh delegasi setingkat Kepala negara dan Menteri. Rangkaian Sidang Dewan HAM yang dimulai pada 24 Februari 2020 akan berakhir pada tanggal 20 Maret 2020.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4734 seconds (0.1#10.140)