AS Ancam Beri Sanksi Mitra yang Beli Senjata dari Rusia dan China

Minggu, 16 Februari 2020 - 05:00 WIB
AS Ancam Beri Sanksi Mitra yang Beli Senjata dari Rusia dan China
AS Ancam Beri Sanksi Mitra yang Beli Senjata dari Rusia dan China
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada negara-negara mitra mereka jika negara-negara tersebut memperoleh teknologi dari negara-negara yang dapat merusak sistem pertahanan mereka. Ini berarti AS dapat menjatukan sanksi kepada negara yang membeli senjata dari Rusia atau China.

Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik-Militer, R. Clarke Cooper mengatakan, langkah seperti itu akan mengurangi pengenalan sistem atau persenjataan tertentu yang berpotensi membahayakan "teknologi unik" yang dirancang oleh AS.

“Kami tidak ingin memiliki peluang untuk produksi bersama (dengan calon mitra) yang terancam karena Moskow atau Beijing mungkin berupaya mengeksploitasi produksi bersama tersebut atau melakukan penelitian bersama atau hanya ingin mencuri teknologi atau teknologi tersebut," ucap Cooper, seperti dilansir South China Morning Post.

Cooper menekankan, meski demikian, Washington tidak berusaha untuk mengubah "pendekatan terpadu" yang dimiliki sebuah negara ketika membangun sistem pertahanan mereka sendiri.

Dia menanggapi pertanyaan tentang sikap yang diadopsi AS sehubungan dengan Undang-Undang Penentang Melawan Amerika Melalui Sanksi (Caatsa) 2017, dan bagaimana Washington akan mendekati negara-negara yang mengincar akuisisi peralatan militer dari Rusia dan Cina daratan.

Cooper menjelaskan, bahwa Caatsa, yang disahkan pada tahun 2017 untuk menjatuhkan sanksi pada Rusia, Iran, dan Korea Utara, dirancang untuk melindungi teknologi yang dibagikan oleh AS dengan mitra yang bersedia memulai hubungan yang saling menguntungkan.

Dia menyebut, keputusan Turki membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia sebagai contoh yang baik tentang bagaimana tindakan itu dilakukan. Langkah itu mengakibatkan Ankara dikeluarkan dari program jet tempur siluman F-35 Washington.

Gedung Putih menyatakan bahwa keputusan Turki membeli S-400 merusak keputusan NATO untuk bermigrasi dari sistem Rusia dan merusak pengembangan F-35.

"Jika sesuatu yang diperoleh dari Rusia dapat menimbulkan risiko, maka sanksi bisa menjadi pertimbangan. Tidak ada pengecualian untuk setiap mitra, tetapi tidak ada aplikasi ganda juga," ungkapnya. Meski demikian, dia menyebut bagaimanapun, bahwa pasar senjata tetap kompetitif di tengah persaingan kekuatan regional.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3286 seconds (0.1#10.140)