Tentara Nakal Bantai 29 Orang, Panglima Militer Thailand Menangis

Selasa, 11 Februari 2020 - 14:34 WIB
Tentara Nakal Bantai 29 Orang, Panglima Militer Thailand Menangis
Tentara Nakal Bantai 29 Orang, Panglima Militer Thailand Menangis
A A A
BANGKOK - Panglima militer Thailand, Jenderal Apirat Kongsompong, pada hari Selasa (11/2/2020) menangis dan meminta maaf atas penembakan massal oleh tentara nakal Sersan Mayor Jakrapanth Thomma . Dalam aksinya akhir pekan lalu, tentara itu membantai 29 orang sebelum akhinya dia ditembak mati pasukan khusus.

Selain membunuh 29 orang di empat lokasi termasuk di mal Terminal 21 di Korat pada Sabtu hingga Minggu, aksi Thomma juga menyebabkan 57 orang lainnya terluka. Aksi Thomma berlangsung selama 19 jam.

Jenderal Apirat Kongsompong, yang sesekali menyeka air matanya, mengatakan dalam konferensi pers selama 90 menit bahwa militer akan membantu memberikan kompensasi kepada semua korban dan keluarga mereka.

"Saya, sebagai panglima militer, ingin meminta maaf dan mengatakan betapa saya minta maaf atas insiden yang disebabkan oleh staf tentara ini," katanya, seperti dikutip Reuters. (Baca: Raja Thailand Lakukan Pemakaman Kerajaan bagi 29 Korban Penembakan Massal )

"Pada menit itu, detik itu bahwa pelaku menarik pelatuk dan membunuh, pada menit itu dia adalah penjahat dan bukan lagi seorang prajurit," katanya lagi.

Si tentara nakal, Sersan Mayor Jakrapanth Thomma, ditembak mati oleh pasukan khusus dari detasemen anti-teror pada hari Minggu setelah dia menyerbu mal Terminal 21 di Korat, Nakhon Ratchasima sejak Sabtu.

Tentara berusia 32 tahun itu telah memulai pembunuhan pada Sabtu pagi. Dia mula-mula menembak mati komandannya dan ibu mertua sang komandan karena perselisihan bisnis rumah.

Dia kemudian pergi ke pangkalan militernya, menembak mati tentara penjaga dan mencuri lebih banyak senjata serta amunisi. Dia lantas pergi ke kuil Buddha dan membantai sejumlah orang sebelum akhirnya pergi ke mal Terminal 21. Di pusat perbelanjaan itulah, Thomma secara acak menembaki pembeli dan menyandera beberapa orang termasuk polisi selama lebih dari 12 jam.

Jenderal Apirat mengatakan militer akan menyelidiki komandan militer yang dibunuh Thomma, Kolonel Anantharot Krasae, 48, dan kesepakatan bisnis rumah dan tanah yang ditengahi oleh ibu mertua Anantharot, Anong Mitchan, 63. (Baca juga: Tentara Thailand Bantai 29 Orang, Motifnya Dendam karena Ditipu )

Apirat mengatakan komandan tersebut mengambil keuntungan dari Thomma dalam kesepakatan pembelian tanah di mana janji dilanggar atas masalah uang.

Dia mengatakan pihak berwenang akan mencari tahu siapa lagi yang terlibat dalam skema bisnis tersebut dan dia menjanjikan jalur komunikasi baru sehingga personel militer dapat mengadukan langsung kepada pemimpin militer.

"Tentara dan saya sudah menginstruksikan ini," katanya. Dia menambahkan bahwa sebelum pensiun pada Oktober, dia akan membuat semua hal menjadi lebih adil bagi staf militer.

"Saya kira orang Thailand tidak ingin insiden ini terjadi lagi, jadi tolong jangan salahkan tentara atau mencaci maki tentara," kata Apirat.

“Jika Anda ingin menyalahkan seseorang, Anda menyalahkan Jenderal Apirat Kongsompong. Saya menerima semua kritik dan pendapat. Anda bisa menyalahkan saya karena saya adalah kepala pasukan," ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3618 seconds (0.1#10.140)