Ketegangan Meningkat, 3 Warga Palestina Tewas dan 12 Tentara Israel Terluka

Jum'at, 07 Februari 2020 - 00:03 WIB
Ketegangan Meningkat, 3 Warga Palestina Tewas dan 12 Tentara Israel Terluka
Ketegangan Meningkat, 3 Warga Palestina Tewas dan 12 Tentara Israel Terluka
A A A
YERUSALEM - Rencana perdamaian Timur Tengah pemeritahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan ketegangan di wilayah Palestina. Sedikitnya tiga warga Palestina tewas dalam bentrokan di Tepi Barat dan 12 tentara Israel terluka dalam serangan serentak di Yerusalem dalam 24 jam terakhir.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan seorang warga Palestina menyerang tentara Israel di Yerusalem pada Kamis (6/2/2020) pagi dini hari. Para prajurit adalah anggota baru di unit infantri Golani, berada di Stasiun Pertama di Yerusalem ketika insiden itu terjadi. Stasiun Pertama adalah situs wisata populer di dekat Kota Tua yang dibangun di atas stasiun kereta tua.

"Seorang tentara terluka parah, tetapi kondisinya diyakini tidak mengancam jiwa," kata juru bicara IDF Letnan Kolonel Jonathan Conricus, menambahkan tentara lain menderita luka ringan seperti dikutip dari CNN.

IDF, bekerja dengan Badan Keamanan Israel dan polisi, sedang mencari pelaku penyerangan.

Aksi penyerangan itu pun mendapat tanggapan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Atas nama semua warga Israel, saya mengirim harapan pemulihan cepat bagi tentara yang terluka," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

"Ini hanya masalah waktu - dan tidak banyak waktu - sampai kita menangkap (pelaku) penyerangan. Terorisme tidak akan mengalahkan kita; kita akan menang!" imbuhnya.

Hamas memuji aksi penyerangan itu, menyebutnya sebagai "operasi heroik" dan menyebutnya sebagai "tahap revolusi baru" terhadap Israel.

Sementara itu di Kota Tua Yerusalem pada Kamis sore, seseorang menembaki petugas polisi yang berdiri di dekat Gerbang Lion, salah satu pintu masuk bagi jamaah Muslim ke masjid al-Aqsa. Polisi Israel mengarakan seorang petugas polisi perbatasan terluka dan penyerang itu ditembak mati.

Juru bicara kepolisian Israel, Micky Rosenfeld mengatakan, pintu masuk ke Kota Tua Yerusalem dan lorong-lorong yang mengarah ke masjid al-Aqsa ditutup untuk waktu yang singkat setelah serangan itu.

Serangan itu terjadi di tengah serangkaian insiden kekerasan selama 24 jam terakhir di Israel, Tepi Barat, dan Gaza.

Di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat utara, bentrokan meletus ketika IDF menghancurkan rumah Ahmad Qanba, yang dinyatakan bersalah dalam pembunuhan Rabi Raziel Shevach pada Januari 2018.

Selama kerusuhan, Conricus mengatakan seorang penembak jitu Palestina telah menembaki pasukan Israel untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, dan ditembak mati. Mereka menghancurkan rumah Qanba karena dia ikut serta dalam penembakan dan pembunuhan Rabbi Raziel Shevach.

"Pasukan kami di Jenin ditembaki oleh apa yang tampak adalah tembakan penembak jitu, membalas, dan melaporkan bahwa mereka mampu membunuh penembak jitu itu," kata Conricus.

Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi almarhum Yazan Abu Tabikh yang berusia 19 tahun. Fatah, partai yang memerintah di Otoritas Palestina, mengatakan dia adalah seorang perwira di pasukan keamanan Palestina.

Selama baku tembak di Jenin, seorang perwira polisi Palestina juga ditembak dan dibunuh, menurut Fatah. Tareq Badwan yang berusia 24 tahun ditembak di perutnya dan meninggal karena luka-lukanya pada Kamis sore, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Sebuah video yang diposting di media sosial oleh Fatah menunjukkan Badwan berdiri di pintu masuk ke tempat kerjanya pada Kamis pagi ketika ia tiba-tiba ditembak dan jatuh ke tanah. Ia tidak terlihat ambil bagian dalam aksi demonstrasi atau bentrokan dengan pasukan keamanan Israel dalam video tersebut.

Kematian Abu Tabikh dan Badwan kemungkinan akan semakin memperketat koordinasi keamanan antara Israel dan Otoritas Palestina. Pekan lalu, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengancam akan menangguhkan koordinasi - yang dianggap penting bagi kedua belah pihak - meskipun tetap pada tingkat ancaman.

Sebelumnya pada Rabu sore, selama bentrokan di Hebron, Tepi Barat selatan, seorang remaja Palestina ditembak dan dibunuh setelah melemparkan bom molotov ke tentara Israel. Mohammad Haddad (17) ditembak di bagian dada dan dibunuh, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

"Selama kerusuhan dengan kekerasan yang dihasut beberapa saat lalu di kota Hebron, pasukan IDF mengidentifikasi seorang Palestina yang melemparkan bom Molotov ke arah mereka. Pasukan menanggapi dengan tembakan untuk menghilangkan ancaman," kata IDF dalam sebuah pernyataan.

Sedanglan pada Rabu malam, tiga mortir ditembakkan dari Gaza ke Israel selatan, kata IDF, yang mengenai daerah-daerah terbuka. Sebagai tanggapan, IDF menyerang infrastruktur militer Hamas di Gaza tengah dan selatan, termasuk kompleks bawah tanah.

IDF meminta Hamas bertanggung jawab atas kebakaran yang sedang berlangsung. Conricus mengatakan, sangat jelas bahwa mereka terlibat dan memfasilitasi serangan roket dan mortir.

Faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas di Gaza dan Fatah di Tepi Barat, telah menyerukan dua hari aksi protes menyusul rencana pembebasan Timur Tengah pemerintahan Trump. Gelombang awal aksi protes pekan lalu meredup, tetapi mereka tampaknya telah kembali minggu ini dengan intensitas yang meningkat di seluruh Tepi Barat, termasuk Ramallah, Jenin, Hebron, dan Qalqilya.

"Semua opsi terbuka bagi rakyat kami untuk membela hak-hak kami, dan untuk menghadapi kesepakatan abad ini," kata juru bicara Hamas, merujuk pada rencana Trump.

Pekan lalu juga terjadi peningkatan tembakan roket dan mortir dari Gaza, serta peningkatan tajam dalam peluncuran balon yang membawa alat peledak.

Duta Besar Uni Eropa untuk Israel, Emanuele Giaufret, memperingatkan bahaya eskalasi.

"Menyusul dengan keprihatinan meningkatnya ketegangan dan lonjakan kekerasan. Pikiran saya bersama keluarga para korban dan saya berharap pemulihan cepat bagi mereka. yang terluka. Kekerasan tidak pernah dibenarkan," kata di Twitter.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3749 seconds (0.1#10.140)