Heboh Virus Corona, Wanita Penyantap Sup Kelelawar Minta Maaf

Senin, 27 Januari 2020 - 15:16 WIB
Heboh Virus Corona, Wanita Penyantap Sup Kelelawar Minta Maaf
Heboh Virus Corona, Wanita Penyantap Sup Kelelawar Minta Maaf
A A A
BEIJING - Seorang wanita cantik asal China yang muncul dalam video menyantap sup kelelewar telah minta maaf. Dia mengaku tidak menyadari jika hewan itu berperan penting dalam penyebaran virus Corona jenis baru, 2019-nCoV , yang saat ini sudah membunuh 80 orang dan menginfeksi lebih dari 2.700 orang lainnya di negara tersebut.

Wang Mengyun, seorang selebriti Internet China, menjadi pembawa acara online tentang perjalanan internasional. Menurutnya, video menyantap sup kelelawar itu dibuat tiga tahun lalu untuk mempromosikan kelelawar sebagai makanan lezat. Videonya menghebohkan masyarakat internasional karena beredar ketika virus Corona jenis baru sedang mewabah dan para ilmuwan meduga kuat hewan seperti itu jadi biang penyebaran virus. (Baca: Sup Kelelawar Diduga Biang Virus Wuhan, Sudah 17 Orang Tewas )

Melalui akun microblog-nya, Wang meminta maaf. "(Saya) tidak tahu selama pembuatan film bahwa ada virus seperti itu," tulis dia."Saya menyadarinya baru-baru ini," ujarnya, seperti dikutip South China Morning Post, Minggu (26/1/2020).

Dia mengatakan video menyantap sup kelewar itu direkam di Palau, sebuah negara kepulauan di Pasifik barat, sekitar tiga tahun lalu, ketika dia dan timnya sedang syuting program pariwisata dan mencoba beberapa hidangan lokal, termasuk sup kelelawar.

Dalam video itu, Wang dan seorang wanita China lainnya memegang tongkat pemukul dan tersenyum di depan kamera. "Kelelawar rasanya sangat segar, seperti daging ayam," katanya. (Baca: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )

Dalam posting online-nya minggu lalu, Wang mengatakan bahwa dia hanya mencoba memperkenalkan kehidupan orang-orang lokal.

"Saya tidak tahu bahwa kelelawar adalah tempat penyimpanan utama virus...Saya benar-benar tidak memeriksa informasi atau menjelaskan sifat bahayanya," katanya.

Video itu sebenarnya sudah di-taken down, tetapi unggah ulang oleh pengguna Internet China setelah kasus penyakit mirip pneumonia muncul di kota Wuhan, China.

Ketika para pejabat kesehatan dan peneliti berjuang untuk menentukan asal-usul virus, para ilmuwan elite dari Akademi Ilmu Pengetahuan China mengatakan pada hari Jumat pekan lalu bahwa genomnya adalah 96 persen identik dengan kelelawar pembawa Coronavirus .

Kesimpulan para ilmuwan itu menggemakan temuan David Robertson, seorang spesialis bioinformatika di Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow, dan ahli statistik Jiang Xiaowei dari Universitas Xian Jiaotong-Liverpool, yang menulis dalam sebuah forum diskusi medis bahwa data genom Coronavirus baru "paling dekat hubungannya" dengan tiga Coronavirus lainnya yang dibawa kelelawar.

Wabah di Wuhan juga memicu diskusi sengit di daratan China tentang pelarangan konsumsi hewan eksotik, yang dijual di pasar lokal yang diduga menjadi sumber virus. (Baca juga: Dicengkeram Virus Corona, Wuhan dan Bandara Beijing bak Kota Hantu )

Beberapa pengguna Internet mengatakan Wang seharusnya menyadari sifat mematikan dari hewan liar, mengingat spesies eksotik itu diduga sebagai biang wabah SARS yang menewaskan 774 orang pada 2003.

"(Wang) merekam video itu pada tahun 2016 tetapi sejak SARS 2003 kami telah diperingatkan untuk mengatakan tidak pada konsumsi hewan liar,” tulis seorang pengguna Weibo. "Dia mengatakan itu (difilmkan) di luar negeri tetapi apa yang dia lakukan adalah mencoba menunjukkan kepada orang-orang bahwa kelelawar itu terasa menarik."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3830 seconds (0.1#10.140)