Korban Virus Wuhan Meningkat, China Karantina 41 Juta Orang di 13 Kota

Sabtu, 25 Januari 2020 - 01:37 WIB
Korban Virus Wuhan Meningkat, China Karantina 41 Juta Orang di 13 Kota
Korban Virus Wuhan Meningkat, China Karantina 41 Juta Orang di 13 Kota
A A A
BEIJING - Pemerintah China memperluas upaya karantina yang bertujuan untuk menahan laju penyebaran virus corona Wuhan yang mematikan. Otoritas setempat mengisolasi area dengan jumlah penduduk yang lebih besar dari Kanada.

China mengisolasi 13 kota dan 41 juta orang seiring meningkatnya angka kematian akibat virus corona Wuhan menjadi 26. Berbagai perayaan Tahun Baru Imlek juga telah dibatalkan, sementara Kota Terlarang, Disneyland Shanghai dan sebagain Tembok Besar ditutup untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.

Pihak berwenang mengatakan langkah-langkah itu untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran virus corona baru, yang telah menginfeksi lebih dari 800 orang dan menewaskan 26 orang.

Kereta dan pesawat dilarang meninggalkan Wuhan, sebuah kota berpenduduk 11 juta, pada hari Kamis karena kota itu secara efektif dikarantina. Kapal penumpang dan bus juga dilarang memasuki kota.

"Tahun ini kami memiliki Tahun Baru Imlek yang menakutkan. Orang-orang tidak pergi ke luar karena virus itu," kata seorang pengemudi taksi di kota itu, yang meminta tidak disebutkan namanya, seperti dikutip Channel News Asia dari AFP, Sabtu (25/1/2020).

Tapi dia tidak khawatir akan kekurangan makanan akibat karantina yang berpotensi berlangsung dalam waktu yang lama.

"Tidak, karena ini Tahun Baru Imlek dan orang-orang sudah membeli banyak hal untuk dimasak di rumah selama beberapa hari," imbuhnya.

Di kota Zhijiang, semua tempat umum telah ditutup kecuali rumah sakit, supermarket, pasar petani, pompa bensin dan toko obat.

Kota Huanggang, sebuah kota berpenduduk 7,5 juta orang, juga telah diisolasi dan warga diberitahu untuk tidak meninggalkan kota itu. Sementara kota Ezhou telah menutup stasiun kereta.

Kota-kota lain dengan pembatasan perjalanan termasuk Xiantao, sebuah kota berpenduduk 1,5 juta, dan Chibi, yang memiliki sekitar 500 ribu orang, yang akan menutup pintu masuk stasiun tol dan menghentikan rute transportasi.

Tempat hiburan dalam ruangan di kota Enshi juga telah ditutup. Bus di kota Xianning telah menangguhkan layanan.

Otoritas provinsi Hubei mengatakan mereka membatalkan pertunjukan budaya dan tempat-tempat budaya publik.

Agen perjalanan di provinsi tersebut telah menangguhkan kegiatan bisnis, dan tidak lagi mengorganisir kelompok wisata, kata pihak berwenang dalam sebuah pengumuman pada hari Jumat.

Mulai pukul 12 siang waktu setempat, provinsi juga akan berhenti mengoperasikan taksi online dan memberlakukan pembatasan penumpang terhadap taksi di jalan.

Untuk mencegah perjalanan liburan nasional, pemerintah China mengatakan mulai Jumat siapa pun yang membeli tiket untuk kereta api, udara, perjalanan jarak jauh, atau transportasi air dapat menerima pengembalian uang setelah pembatalan.

Beijing juga telah membatalkan pertemuan besar-besaran yang biasanya menarik banyak orang di kuil-kuil selama liburan Tahun Baru, sementara Kota Terlarang yang bersejarah akan ditutup mulai Sabtu.

Virus, yang dimulai di kota Wuhan, telah menyebar ke kota-kota besar lainnya termasuk Beijing, Shanghai dan Hong Kong.

Kasus telah dikonfirmasi di Singapura, Jepang, Thailand, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam dan Amerika Serikat.

Virus ini telah menimbulkan kekhawatiran karena kemiripannya dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang menewaskan hampir 650 orang di seluruh daratan Cina dan Hong Kong pada 2002-2003.

Tidak ada vaksin untuk virus, yang dapat menyebar melalui transmisi pernapasan. Gejalanya meliputi demam, sulit bernapas dan batuk.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis menyebut wabah "darurat di Cina" tetapi berhenti menyatakan epidemi kekhawatiran internasional. (Baca: WHO Belum Tetapkan Wabah Virus Wuhan Darurat Kesehatan )
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4244 seconds (0.1#10.140)