Presiden Baru Guatemala Bahas Migrasi dengan AS Jelang Pelantikan

Rabu, 15 Januari 2020 - 05:01 WIB
Presiden Baru Guatemala Bahas Migrasi dengan AS Jelang Pelantikan
Presiden Baru Guatemala Bahas Migrasi dengan AS Jelang Pelantikan
A A A
GUATEMALA CITY - Presiden baru Guatemala Alejandro Giammattei bertemu para pejabat Amerika Serikat (AS) sebelum dia resmi dilantik pada Selasa (14/1) waktu setempat. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump menekan Giammattei untuk menerima kesepakatan suaka yang sebelumnya hendak dia ubah.

Giammattei, 63, maju sebagai calon presiden tiga kali sebelum dia akhirnya menang pada Agustus dengan berjanji memerangi kejahatan, termasuk kembali menerapkan hukuman mati.

"Kami akan membawa kembali perdamaian negara ini yang sangat diharapkan," tutur mantan ahli bedah dan mantan kepala penjara itu. Selama kampanye pemilu, dia berjanji merombak pasukan keamanan dan merestrukturisasi kementerian.

Namun puncak dari daftar yang harus dia putuskan terkait dengan apakah dia akan membatalkan atau memperluas kesepakatan dengan AS yang dibuat Presiden Jimmy Morales sehingga Guatemala menjadi zona penyangga untuk mengurangi pencari suaka ke AS.

Pelaksana Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Chad Wolf, menjadi bagian dari delegasi AS yang dipimpin Menteri Perdagangan Wilbur Ross untuk menghadiri pelantikan Giammattei. Delegasi AS itu diperkirakan menekan Giammattei untuk memperluas kesepakatan itu menjadi termasuk warga Meksiko.

Sebagai tanda pentingnya hubungan kedua negara, Giammattei bertemu Ross dan Wolf pada rapat bilateral pertamanya pada Selasa (14/1) pagi, beberapa jam sebelum dia resmi dilantik. Dia menulis tweet bahwa dia dan Ross membahas investasi dan pertumbuhan ekonomi untuk mengurangi imigrasi.

Tak ada satu pihak pun yang mengungkap rincian lain yang dibahas dalam pertemuan itu. Giammattei kemudian bertemu Presiden Kolombia Ivan Duque.

Guatemala merupakan salah satu negara termiskin dan paling terjadi kesenjangan sosial di Amerika Latin. Kemiskinan meningkat sejak 2000 meski tingkat pertumbuhan ekonominya kuat menurut data Bank Dunia.

Para pejabat AS sebelumnya mengancam Guatemala dengan konsekuensi ekonomi jika gagal menerima Kesepakatan Kerja Sama Suaka tersebut.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3823 seconds (0.1#10.140)